Searching...
Setelah patah hati, iseng googling ada gak sih yang case-nya kayak saya?
Punya hubungan sama orang Jawa, tapi gak direstui.
Jawabannya, ADA dan BANYAK.
Tapi, dari sekian banyak yang muncul, gak ada yang perempuan Padang dan laki-laki Jawa. Rata-rata laki-laki Padang, perempuannya Sunda atau Jawa. Dan itu yang gak setuju adalah keluarga laki-laki yang orang Padang.
Laki-laki Padang (Minang) dan Perempuan Non Minang
Konon katanya adat Padang itu ribet, banyak aturan, dan kolot. Saya lebih suka menyebut adat minang, karena Padang cuma nama kota dan adat yang dipakai di Padang tetap adat minang. Salah satu hal yang dianggap bermasalah dan tersebar di luar yaitu laki-laki minang tidak diizinkan oleh keluarganya menikah dengan perempuan non minang. Tapi sebenarnya pada kenyataannya gak begitu. Zaman berubah dan pola pikir orang juga berubah. Mungkin dulunya memang ada kejadian dimana laki-laki Minang dilarang menikah dengan selain perempuan minang. Alasannya menurut saya karena hukum matrilineal yang berlaku pada adat minang. Anak akan mewarisi suku ibunya. Jika ibunya non minang maka anaknya gak punya suku, tidak ada yang meneruskan suku, karena suku bapak gak akan diwariskan ke anak. Jadi menurut adat minang, jika laki-laki minang menikah dengan perempuan non minang akan mengaburkan silsilah garis keturunan anak di Minangkabau. Secara adat si anak tidak dapat diterima di Minangkabau karena tidak ada garis keturunan minang. Si anak akan dianggap tidak memiliki darah minang.
Dalam Islam yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13:
Dalam Islam yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, Kami ciptakan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu bisa saling kenal mengenal (ta’aruf), sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling taqwa, sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu”.
Pada dasarnya tidak ada yang salah dari pernikahan luar suku ini. Allah sendiri membolehkan pernikahan luar suku ini, hanya saja ketika dibawa kepada budaya adat alam Minangkabau, anak dari laki-laki minang yang menikah dengan perempuan non minang tidak akan memperoleh suku di minang, karena pernikahan tersebut akan merusak struktur yang ada di Minangkabau, anak dianggap bukan berasal dari keturunan minang, karena garis keturunan di Minangkabau berasal dari ibu (matrilineal).
Pada dasarnya tidak ada yang salah dari pernikahan luar suku ini. Allah sendiri membolehkan pernikahan luar suku ini, hanya saja ketika dibawa kepada budaya adat alam Minangkabau, anak dari laki-laki minang yang menikah dengan perempuan non minang tidak akan memperoleh suku di minang, karena pernikahan tersebut akan merusak struktur yang ada di Minangkabau, anak dianggap bukan berasal dari keturunan minang, karena garis keturunan di Minangkabau berasal dari ibu (matrilineal).
Sebuah penelitian ilmiah yang dikutip oleh Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin (Dekan Fakultas Kedokteran UII, Guru Besar Fak. Kedokteran UGM, Mantan Dokter Kepresidenan), menyatakan bahwa pernikahan antar etnis atau antar bangsa memiliki sisi positif dalam hal kebagusan fisik sang anak (karena DNA yang bertemu memiliki keanekaragaman) dan kecendrungan keturunan yang memiliki intelegensia tinggi.
Perempuan Minang dan Laki-laki Non Minang
Walaupun ada tapi kasus seperti ini jarang terjadi. Dari sisi adat minang sendiri ini sah-sah saja. Karena anak-anaknya nanti akan tetap mewarisi suku ibunya. So far, tidak ada masalah dengan hal ini.
Masalah seperti ini malah terjadi dalam hubungan saya dengan laki-laki Jawa. Orangtua saya yang notabene adalah orang Padang tidak ada masalah saya mau menikah dengan orang dari suku manapun. Bukan karena adat padang tidak memberatkan hubungan saya dengan laki-laki non minang, tapi orangtua saya lebih berpikir terbuka, mengizinkan anak-anaknya untuk memilih siapa saja asalkan seiman, bisa jadi imam yang baik, dan bertanggung jawab. Dan pesan Ibu saya, "dan kamu bertanggungjawab dengan pilihan kamu".
Tapi masalahnya malah di pihak laki-laki yang orang Jawa. Ibunya tidak sreg sama orang Padang. Entah karena alasan apa, saya juga ngga ngerti. Mungkin karena ada omongan buruk tentang orang Padang, bisa jadi. Memang kita ngga bisa nyamain semua orang dengan suku yang sama, tapi kita juga ngga bisa membatasi pikiran orang. Akhirnya, hubungan yang sudah berjalan sepuluh bulan itupun berakhir (jadi curcol).
Sebenarnya memang menilai seseorang itu bukan dari sukunya, tapi dari pribadinya. Dan pribadipun, jika memang jelek masih bisa dirubah. jadi semuanya memang butuh proses. mengenal seseorang butuh waktu, tidak bisa hanya dengan beberapa kali bertemu.
Beberapa kali teman saya sharing mengenai hal yang sama, ditolak oleh calon mertua, satu diantaranya karena orang Padang. Tapi akhirnya mereka menikah, karena calon suaminya berhasil meyakinkan keluarganya bahwa tidak semua orang Padang itu seperti yang dikatakan orang-orang. Bersyukurlah orang-orang yang bisa meyakinkan keluarganya dan memperjuangkan pilihannya.
Dan karena hal ini bukanlah hal yang bisa dipaksakan, kita tidak bisa mengatur pikiran orang, tidak bisa memaksa orang lain untuk menerima kita, sudah seharusnya diikhlaskan walaupun berat. Semoga ada hal baik dibalik kejadian ini.
See you on my next post :)
135 comments:
Mw jadi orang pertama yang komen ahhhh...hehehhehe. Btw makasih dah berkunjung ke blogku.
Temenku banyak kok cewek minang nikah sama orang jawa. Walaupun sebelumnya mreka juga punya pengalaman ditolak oleh keluarga cowok yang non minang.
Apapun alasannya....suatu hubungan tergantung sama yang ngejalanin. Kalau kita dan pasangan yakin, apapun jalannya pasti maju terus tuk berusaha meyakinkan keluarga. Kalau sampai nyerah itu artinya karena kita dan pasangan masih kurang yakin makanya goyah (*maaf sok tau)
So...tetep semangat uni, kalau jodoh insyaAllah dipermudah segala urusannya. Semoga jodoh terbaikmu segera merapat. Salam kenal.
Hai Lissa.. salam kenal juga.
Memang smuanya kembali ke kita yang ngejalaninnya. Sesuatu gak mungkin terjadi tanpa alasan kan. Begitupun dia, menyerah juga pastinya ada alasan. Entah alasan apa, yang mungkin juga hal yang gak bisa disampaikan ke kita.
Makasih doanya, semoga kamu juga yaah.. atau udah neh? belum baca smua isi blognya. Hehhe
hai lisa salam kenal....
kebetulan saya dari suku sunda...
saya sekarang sedang menjalin hubungan dengan wanita minang.. dan akan segera melangsungkan pernikahan...
tidak ada masalah dengan keluarga saya koq.. malah dukung dukung aja..
walau banyak suara sumbang ke telinga saya tentang wanita minang, tapi semua itu tergantung pada bagaimana kita menyikapi nya...
Hai Lisa.... salam kenal dari saya. Saya sekarang sedang deg2an krn menanti keputusan dari keluarga pihak laki2 ttg rencana pernikahan. Oya, calon suami sy orang Minangkabau, sedangkan saya berasal dari Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Saya jdi deg2an, seperti apa keputusan dari ninik mamak calon suami saya, apakah mereka setuju atau tdk jika kemenakannya menikah dg saya. Tapi ortu calon suami saya sudah setuju, nah skrg tinggal ninik mamaknya. Entahlah bagaimana kptusannya. Doakan ya, Lisa. Smoga urusan kami dimudahkan. Aamiin
Leres lur, temen saya juga ada nikah sama perempuan Minang. Sejauh ini tidak ada yang salah kok, malah mereka sebelumnya sudah berpacaran selama 9 tahun! Bayangin, selama itu pula mereka awet, jarang ada cekcok.
Malahan perempuannya bilang pengen tinggal di Bandung aja, karena orangtuana juga sudah berpindah kewarga provinsian menjadi Jawa Barat. Tapi mereka tidak putus kontak dengan keluarga besarnya di Padang kok.
Saya orang Sunda, tapi saya berteman dekat dengan seorang Minang dan seorang Jawa. Kawan saya yang orang Jawa itu orangtuanya memiliki usaha Warteg di salah satu kota di Tasikmalaya. Saya sering maen ke rumah teman Jawa itu; kemudian pada suatu hari, teman saya dan ibunya itu sedang membicarakan tentang teman saya yang Minang itu; blablabla, si ibu mengatakan pada saya kalau mau nikah, lebih baik sama sesama suku sendiri, tapi jangan sama orang Padang (Minang), katanya ya begini begitu suka mendominasi, egois, pelit, dll. Saya sih waktu itu masih belum mengerti tentang kesukuan gitu. Tapi setelah beberapa tahun berlalu, akhirnya saya sadar bahwa memang ada sentimen kesukuan.
Hai Jabrig..
Memang semua kembali pada orangnya. Baik buruknya seseorang tergantung pribadinya, bukan sukunya.
Semoga kamu dan pasangan menjadi keluarga sakinah yah. Tetap berpikiran positif.
-rica-
Hai Wulan..
Bagaimana skrg? Mudah-mudahan berjalan lancar yah. Tetap berpikiran positif. Karena memang baik atau tidaknya seseorang tidak dapat dibilai dr sukunya. Namun untuk case kamu, kembali ke masalah adat. Masalah ninik mamak yang memperhitungkan urusan pernikahan.
Semangat yaa..
Haii..
Terima kasih sudah mampir..
Iya sih, masoh banyak yang stereotype. Tapi menurut saya itu hanya orang-orang yang tidak berpikiran terbuka, dengan pergaulan yang terbatas. Orang-orang yang sudah hidup dan bergaul dengan banyak orang dari berbagai suku dan daerah sepertinya sudah berpikiran terbuka, tidak nge-judge orang dari sukunya. Karena untuk sikap dan baik buruknya seseorang itu ya tergantung pribadinya, bukan karena suku A atau B atau C.
Assalamualaikum
salam kenal yaa.., mau coba sharing,, masing-masing orangtua-nya orangtua ku berasal dari 4 suku yang berbeda, manado, sumatara utara, jawa tengah, dan cirebon. dan semua nya merantau ke jakarta. di jakarta lahir ayah dan di cirebon lahir ibu. Pada akhirnya ayah dan ibuku bertemu dan menikah lalu lahirlah aku di jakarta. Kadangkala, ketika ditanya suku asalku aku kebingunan menjawab.., dan ku jawab saja aku orang Indonesia yang lahir di Jakarta.
dari lahir hingga SMA aku dijakarta...kemudian aku melanjutkan kuliah dan mendapat pekerjaan di Bandung. aku sudah terbiasa di bandung sejak tahun 2005 (awal kuliah). Tahun 2014, aku berkenalan dengan perempuan asli minang, satu kampus tapi beda jurusan, dan kami menjalin relationship. dia mendapat pekerjaan di Bandung, dan ingin tinggal di Bandung saja (demikian pula aku yang sudah capek dengan kondisi kota jakarta). Kita jalani relationship dengan fine, walaupn masih suka clash..
pada suatu saat, aku berkesempatan bertemu mama nya yang sedang menjenguknya ke bandung, beserta dua adiknya dan kita makan malam bersama. Aku di bawa ke restoran padang dan kami ngobrol banyak walaupun ada rasa kekhawatiran aku karena aku adalah non-padang..,dan aku ingin menjalin relationship yang serius dengan dia. Alhamdulillah...ibu nya open banget, dan fine-fine saja
Akupun pernah mengajaknya makan dan berkenalan dengan kedua orangtua ku dan abangku, kita makan dan ngrobrol santai. Yang jadi ganjelanku, aku belum sempat ketemu dengan papa nya yang tinggal di Padang. Aku belum ada kesempatan dan karena jadwal kerja kita berdua sibuk, sehingga agak sulit cari kesempatan untuk ke Padang, bahkan dia pun sangat jarang pulang ke Padang, ditambah lagi dari finansial aku masih banyak kekurangan.
Aku dapat beberapa masukan bahwa orang padang begini-begitu, tapi aku tidak (belum?) menemukan hal itu pada dirinya.., hanya saja yang selalu jadi pikiranku...seandainya kami menikah.., aku harus berkunjung ke Padang, sedangkan keluarga besarku ada di Jakarta semua. Itupula yang jadi 'ganjelan' orangtuaku,.."kenapa gak sama perempuan yang orangtuanya tinggal deketan aja, kan ke Padang itu makan biaya, kan gak enak kalo gak mengundang keluarga besar yang di jakarta..kan...kan...kan...dsb" ,, pikirku mungkin tradisi 'unduh mantu' bisa di lakukan, tapi itu makan biaya juga..?! problemku bukan serta-merta karena suku nya dari mana dari mana, tapi karena finansial kami yang kurang bersahabat,
Kadang ku pikir secara syariah agama islam, menikah itu mudah.., tapi secara 'syariah' adat dan tradisi seringkali bikin pusing...terutama di bagian finansial
Sekarang kami coba jalani saja dulu,.... semoga Allah memberikan yang terbaik bagi aku dan dia..(dan kita semua =D)
Waalaikumsalam..
Hai dz..
Salam kenal juga ya.. Makasih udah mampir dan sharing disini. Mungkin memang salah satu hal yang memberatkan adalah dr segi finansial. Karna jarak yang jauh akan makan biaya yg banyak. Tp kita bicara masa depan, yg mungkin memang harus diperjuangkan. Itu menurut saya.
Just share, tmn saya juga ada yg menikah dengan laki-laki Sunda, dan mereka berdua sama-sama bekerja di Jakarta. Ortu teman saya di Padang dan ortu calon suaminya di Garut. Mereka menikah di Padang. Tetap mengundang keluarga besar, walaupun tidak datang, intinya kita sudah berniat mengundang. Akhirnya yang datang cuma keluarga inti.
Setelah kembali ke Jakarta, beberapa bulan setelah itu baru mereka mengadakan selametan di Garut, mungkin ini ya yang namanya ngunduh mantu, saya juga kurang ngerti. Dan keluarga suaminya ataupun keluarga dia yang domisili Jakarta dan tidak bisa ke Padang, datang ke Garut. Biaya ngunduh mantu mungkin relatif ya tergantung besarnya acara.
Jadi menurut saya, setiap niat baik itu insya Allah ada jalannya. Tetap semangat yaa.. Semua yang butuh perjuangan, hasilnya akan lebih nikmat, katanya :)
Assalamu'alaikum :)
sebenernya paham banget, dan inipun lagi kejadian, akunya bukan minang, dia yang minang..
jujur aku juga ga tau kenapa sih masalah beginian tuh ada, ku pikir cukup dengan seagama dan bonus lain kayak setia blablabla itu selesai, ternyata engga.
dalam Al-Qur'an pun juga yg surat Al-hujurat ayat 13 kan..
entahlah..memang sebenernya gimana pasangan itu yg jalaninnya lagi, dan kalau bole sharing, orangtua dia (ibunya) itu pas tau memang status hubungan aku sama dia itu sudah pacaran, ibunya malah meluk dan nangis..entah karena mencoba buat menerima, atau apa..dia pun jadi galau..
ga tau sih, harusnya kalo berpedoman ke Al-Qur'an, dan meskipun aku sendiri masih belum baik agamanya, yg aku tau dalam agama islam, dan mungkin agama lain juga, ga boleh rasis..entahlah..
semoga yg belum dapet kepastian (incl. me) dapet petunjuk dan berakhir baik meskipun mungkin ga sesuai dengan yg kita mau.. :')
@warnawarniku
Waalaikumsalam..
Hai Icha..
Kita mungkin bias berpikir lebih simple, yang penting seiman, kita akan melangkah ke arah yang lebih serius. Tapi seperti yang kamu bilang, kenapa sih masalah begini tuh ada?
Gak hanya suku minang sih yang seperti itu, suku lainpun banyak yang masih rasis. Contohnya case saya, cowok itu bukan orang minang. Tapi sekarang setelah semuanya selesai, saya bersyukur, ternyata Allah menunjukkan bahwa itu bukan pilihan yang tepat buat saya.
Nah sekedar saran, buat yang belum ada kepastian , mending buruan ditanyain biar jelas. Bukan mendesak buat nikah, tapi yang terpenting kita harus tau dulu, apa kita diterima di keluarganya atau gak. Sayang aja kalau udah pacaran lama tapi ternyata keluarganya gak nerima kita.Sebelum terlalu lama menjalin hubungan.
Semoga ada kepastian buat kamu yah. Tetap semangat!!
Hai... Lissa...
Kita punya historis yang sama.
Hanya saja saya Jawa dan Wanita saya yang Minang karena kebetulan Ibu nya Dia Minang dan Ayahnya Jawa tapi Dia dan Ibunya tetap mengakui dirinya MInang karena berpegang garis keturunan Ibu.
Permasalahannya, Ibunya tidak mengizinkan jika anak perempuannya dibawa keluar dari rumahnya. Sayalah yang harus ikut tinggal di rumah mereka. Saya juga tidak tau, apakah semua wanita minang begitu atau tidak. Yang pasti Be Positif. Mungkin belum jodoh.
kami berbeda kota tempat tinggal dan saya dilarang ibunya untuk membawa putrinya keluar dari rumahnya jika sudah menikah kelak. Kandaslah hubungan ini. Hehehe
Hai...
We have same story. Aku perempuan keturunan Jawa-Madura, sedangkan pihak laki2 dari suku Minang.
Dari awal, keluarga si laki agar mendapatkan wanita Minang. Tetapi karena dia tinggal di Jawa, kemungkinan besar akan mendapat wanita Jawa (seperti saya). Awalnya hubungan kami sempat mendapat pertentangan dari pihak laki2, tetapi seiring waktu kami dapat meyakinkan keluarga laki2.
Lanjut pada tahap yg lebih serius, keluarga saya malah agak keberatan dg syarat yg diajukan pihak laki2 utk bersilaturahmi terlebih dahulu. Sempat mengalami perdebatan dan pasang-surut, akhirnya saya dapat meyakinkan kluarga saya yaitu "Keluarga saya berkunjung ke Padang bukan untuk melamar si laki2, tetapi hanya silaturahmi dan tak ada seserahan apapun".
InsyaAllah selalu ada jalan...
Hehehe :)
Hai Ricki..
Salam kenal. Maaf baru bisa komen, jarang buka blog skrg.
Dalam adat Minang, memang berpegang pada garis keturunan Ibu. Dan sesuai adatnya, benar yang laki-laki tinggal di rumah keluarga perempuan. Tapi di zaman skrg ini, semua tergantung dr anak-anaknya juga kok. Pasti juga ingin memiliki rumah sendiri dan tinggal mandiri. Saya sebagai wanita Minang merasa itu bukan hal/masalah besar. Saat ini sudah banyak org yang berpikiran terbuka yang tidak menjadikan adat sebagai satu-satunya aturan yang harus dituruti. Yang paling penting itu adalah mengikuti ketentuan dalam agama.
Semoga km menemukan jodoh terbaik yaa
Haii..
Memang akan selalu ada jalan kalau kita niat yaa. Termasuk meyakinkan keluarga.
Oia, kalau di Minang memang keluarga perempuan yang datang meminang. Tapi sepertinya itu hal yang bisa dikompromikan di zaman skrg.
Semoga semua kita mendapat kelancaran ya dalam hal jodoh. Aamiin
Klo wanitanya orang bengkulu trus cwoknya minang padang panjang gimana tu,,,msih cwek yg kasih seserahan atau kata kasar nya uang ke cowok? Mhn dibalas ya..aq lg taarufan sama org pdg.
@lingga : sebenarnya itu adat Pariaman, yang wanita kasih "uang hilang" ke keluarga cowok. Tapi semua itu bisa dikompromikan mba. Nah, kalau padang panjang saya kurang paham adatnya. Sepertinya gk begitu. Orang Padang Panjang setau saya lebih kuat agamanya. Lebih memahami agama. Dan dalam islam gak ada yang namanya "beli cowok" atau "uang hilang". Yakin aja selalu ada jalab untuk niat baik.
Aslmklkm.
Aku mau nayak nih.klo cewek minang yg sdh memakai cincin itu tandanya sdh menikah,atau msh tahap bertunagan.sy rasa itu saja yg mau sy pertanyakan .trmksh
Aslmklkm.
Aku mau nayak nih.klo cewek minang yg sdh memakai cincin itu tandanya sdh menikah,atau msh tahap bertunagan.sy rasa itu saja yg mau sy pertanyakan .trmksh
@harto rudi: kalau dari pemahaman saya, soal cincin itu sebenarnya umum yah. Cuma memang pernah denger, kalau cincin di jari manis kiri, artinya sudah tunangan. Kalau di jari manis kanan, artinya sudah menikah. Tp bener atau gak saya blm kroscek lagi. Semoga menjawab yaah
saya malah kebalik orangtua pasangan saya (padang) malah setuju bgt tp orangtua saya (jawa) malah kurang setuju:(((
@pipit: kalau gak setujunya karena suku, lbh baik dikasi pengertian ke ortu km. Kalau km masih mau lanjut sm cowo itu.
Waalaikumsalam..
Dear Ade, dalam adat minang, suku itu sudah pasti turun dari Ibu. Gak ada cara lain untuk mendapatkan suku. Cowo km disarankan begitu pasti agar anak2nya nanti punya suku yang tentu turun dr istri yg orang minang. Kalau dilihat dari garis keturunan pastinya km punya darah minang dari bapak. Tapi dalam adat tetap suku itu dari pihak ibu, matrilineal.
Seperti apa yang km pikirkan, memang seharusnya menikah itu mengikuti ajaran agama, tidak terkendala oleh suku. Krn agama gak mengajarkan itu. Jadi kalau cowo km tetap ingin mempertahankan hubungan, dia harus bisa meyakinkan ibu dan keluarganya, kalau km adalah yang terbaik buat dia. Karena suku gak menjamin seseorang itu baik. Baik atau gak, balik ke pribadi masing-masing.Semangat Ade...
masih bingung cara meyaknkan ortu aku yg masih berpegng teguh sm adatnya.. aku jawa tapi masih ada rasa bingung atau takut kalau ingin nyari istri di luar suku jawa
Baca ini jadi Inget kisah orang tua Saya. Mama Saya Padang Chinese kalo suku padangnya koto. Sedangkan Papa Saya Jawa tengah (Maaf pribumi asli). Dulunya sama2 ditentang sama kedua orang tua.. Nenek sy dr mama melarang keras krn bukan dr suku cina atau minimal harus pria Padang juga. Sedangkan kakek dari papa sama melarang krn katanya wanita padang apalagi cina itu ribet dan matre. Mereka ketemu saat sama2 di Jakarta. Sampai2 mama Saya harus Disuruh pulang ke Padang dan gaboleh kejakarta lagi. Tapi berkat kekuatan cinta mereka akhirnya mereka bisa bersatu. Nenek sy mengalah krn melihat Papa sy yg lemah lembut, pekerja keras dan rajin ibadah. Sedangkan kakek sy akhirnya melihat mama sy bukan seperti yg dia bayangkan. Mungkin Buat kakak, keduanya harus sama2 berusaha dan berupaya bukan sekedar meyakinkan lewat ucapan tapi dari prilaku juga. Semoga happy ending ya kak
Pada Heboh semua...
Saya aja gak kawin kawin nih..hahaha
mau tanya dong, klo cwe sunda sama cwo minang bagaimana ?
Terima kasih, saya jadi ikut mempelajari cerita dr tmn2 semua...kebetulan saya sdg ta'aruf dg cwe minang...sy sdg mempelajari semuanya...tks ya all buat share info, masukan dan kata2 positifnya...😊
kebetulan saya dari sunda...
Hai Mas Galang..
Kalau ada niat dan serius sama si cewe yg bukan Jawa, Mas Galang pasti bisa kok meyakinkan ortu. Percaya deh, yg penting usaha dulu.
Hai cyntia..
Bener, harus ada usaha dari keduanya. Kalau cm satu yg usaha ya gak bakalan jadi. Aku udah menutuskan untuk pisah, karena gak ada jalan lain. Btw thx yah doanya
Rica
*Lagi aneh nih , ga bs bales pake google account.
Hahaha... Nikah dl baru kawin mas
Kalau jawaban aku sih, mau suku apa aja sih ga masalah, karn baik atau gak nya gak bs diliat dr sukunya. So, cewe sunda sm cowo minang ya ga masalah. Ada kok tmn aku cowo minang nikah sm cewe sunda. Baik-baik aja.
-rica-
Hai Mas Irfan..
Suku itu gak menentukan kadar keimanan ataupun baik buruknya seseorang. Jadi tetap semangat ya.. Jangan menyerah hanya krn omongan kiri kanan. Kenali calonnya swbaik-baiknya, mudah-mudahan berjodoh. Aamiin.
-rica-
Sama nih mbak dgn pengalaman q sendiri.
Gak tau kenapa keluarga suami q yg org jawa seperti gak suka sama aq org minang.pada hal aq Udh mencoba Utk mendekatkan diri disaat dekat sama anak nya, Tp kata2 nya manis seperti merestui. Kerna aq kira direstui, makanya aq berani terima pinangan suami q. Disaat aq menikah dgn suami q itu, tidak satu pun yg datang Dr keluarga mereka.
Yg aq lebih kasihan lg, suami q gak sedikit pun di anggap sebagai anak mereka. Sampai suami q Udh berkali2 telefon Utk minta maaf mana tau suami q ada salah, Tp gak pernah ada di dengar. Terkadang aq merasa bersalah telah menikah dgn suami q, aq merasa gara2 aq suami q di benci sama seluruh keluarganya. Aq berharap allah gak marah sama kami, Kerna kami berdua Udh mencoba Utk mendekat dan minta maaf apa bila kami ada salah.
# jd curcol nih
Mau sedikit curcol dan bertanya juga. Saya saat ini sedang dekat dengan wanita minang (padang), dan sebenernya ingin sekali untuk menikah dengan dia. Akan tetapi ketika dibicarakan dengan keluarga besar, banyak yang mengkritik dan mempertanyakan. Tidak menentang ya. Karena bagaimanapun yang akan menjalani adalah saya.
Permasalahan utama yg dijadikan alasan oleh keluarga besar saya adalah adanya pengalaman buruk dari salah satu paman saya yg juga menikah dengan wanita minang.
Paman saya orang jawa asli dan merantau ke kota padang utk mencari nafkah disana, dan pada akhirnya menikah dengan wanita minang. Pada awalnya pernikahan mereka lancar. Tidak ada hal-hal yang buruk dari pernikahan mereka. Tetapi keadaan berubah ketika tante saya meninggal. Yang terjadi adalah semua harta yg dimiliki oleh semua paman saya diminta secara paksa oleh keluarga besar alm.tante saya. Sehingga pada akhirnya paman saya terpaksa kembali ke kampung halaman tanpa harta sedikitpun.
Dan kejadian serupa pun terjadi pada sahabat tante saya (yg lainnya)
Jadi sebenarnya bukan si calon wanita yg tidak disukai, akan tetapi mungkin ketakutan apabila sang pria yang akan "dibuang" ketika si istri meninggal dunia.
Bagi teman-teman yang ada disini, saya ingin meminta masukan thdp kejadian ini.
heii ikenalin aku cwe padang pacaran dengan cwo jawa semarang.. dari pihak keluarga cwoku setuju2 aja asal tinggal di jawa... sedangkan adat padang.. kalo suami mau bikin rumah harus di pihak cwe.. karana aku cwe padang.. jadi ak harus tinggal di padang.. kalo merantau keluarga aku(cwe padang) merstui kemana ajj suami pergi ikut lah kesana kemana dia pergi... asal kalo mau menetap di padang... sedangkan calaon suami ak tidak mau tinggal di padang.. kalo ak sendiri terserah ajj... tapi ak kasian sama ortuki tinggal di padang sendirian. ak harus gimana yahh.. mohon bantuan nya
heii ikenalin aku cwe padang pacaran dengan cwo jawa semarang.. dari pihak keluarga cwoku setuju2 aja asal tinggal di jawa... sedangkan adat padang.. kalo suami mau bikin rumah harus di pihak cwe.. karana aku cwe padang.. jadi ak harus tinggal di padang.. kalo merantau keluarga aku(cwe padang) merstui kemana ajj suami pergi ikut lah kesana kemana dia pergi... asal kalo mau menetap di padang... sedangkan calaon suami ak tidak mau tinggal di padang.. kalo ak sendiri terserah ajj... tapi ak kasian sama ortuki tinggal di padang sendirian. ak harus gimana yahh.. mohon bantuan nya
Semoga tulisan ini bermanfaat yaa
Jangan pernah merasa bersalah atas keputusan yg diambil. Semua pasti ada hikmahnya. Mudah2an keluarga suami melunak hatinya yaa
Masalah seperti ini umum, ga hanya terjadi pd suku tertentu. Balik ke pribadi dan keluarga masing-masing.
Hanya kebetulan aja yg dialami paman mas Adit dengan orang Minang.
Kalau mas Adit memang serius dengan wanita pilihan mas, pasti bisa meyakinkan keluarga ttg hal ini
Hai mba Rediana,
Kalau mba memutuskan utk menikah dengan cowo itu, ya mba harus ngikut, tinggal di Jawa. Untuk hal rumah, tidak ada aturan harus bangun rumah dan tinggal di Padang. Itu tergantung kesepakatan. Itu menurut saya.
Tp membingungkan juga baca story mba ini. "Boleh merantau ikut suami kemana aja, asal menetap di Padang".
Setau sy yg namanya merantau ya menetap di daerah rantauan. Kenapa menetapnya di Padang.
Kalau menurut sy, jangan terlalu membebankan diri dengan adat. Yg paling penting adalah dr sisi agama. Sesuai gak dengan ajaran agama.
Untuk ortu, klo kasian ortu tinggal sendiri, ya ajak aja tinggal bersama mba.
Kalau sy di posisi mba, sy akan ikut kemana suami. Untuk bangun rumah dimana, ya lihat aja dimana suami bekerja dan menetap.
Semoga bisa jadi bahan pertimbangan yaa
saya laki laki asal dari Aceh (Aceh Besar) umur sudah 36 tahun, belum menikah, tapi pernah akan menikah dua kali gagal karna ortu saya tidak setuju, di sebabkan kedua-duanya pasangan saya itu bukan dari Aceh Besar. maaf harus koment gak pake nama... cuma bisa kasi kode 39911
Selamat siang.
Sama dg saya. Saya minang dan pacar saya orang jawa. Orangtua saya setuju dan gak ada masalah dg pilihan saya. Krn saya yg menjalani. Namun, masalahnya sekarang adalah, kata pihak keluarga laki2, perhitungan Weton saya dengan Weton pacar saya tidak berjodoh. Kami tidak cocok menurut perhitungan kalender jawa. Pacar saya sekarang kebingungan. Entah harus ikut orang tua, atau sm2 berjuang dg saya. Sejujurnya saya ingin mempertahankan dan ingin berjuang bersamanya. Tapi sampai sekarang saya tidak tau, apakah dia juga ingin berjuang atau tidak. Apakah jika begini kami benar2 tidak bisa bersatu??
Mohon masukannya dr teman2 semua. Terimakasih :'(
Ya mgkn memang belum berjodoh mas. Tp apakah sidah pernah dibicarakan dan kasih penjelasan ke ortu? Kalau memang serius mau nikah sm pilihan mas, coba utk memperjuangkan.
Jodoh atau tidak itu Allah yang tentukan. Bukn perhitungan manusia. Tp itulah adat dan kepercayaan, yang malah bikin jauh jodoh. Saya gak percaya perhitungan begitu menentukan jodoh atau tidak. Tp saya menghargai orang yang masih percaya. Cuma, untuk kondisi ini, kalau masih bisa diperjuangkan ya sebaiknya diperjuangkan. Tp kalau cowonya gak ada usaha utk memperjuangkan dan memilih menyerah, mba Syari harus bersyukur. Karena, untuk kondisi ini aja, dia ga bisa memperjuangkan mba Syari, apalagi dalam berumahtangga, yang katanya lebih banyak masalah yang mungkin timbul, keduanya mesti kuat mental dan saling memperjuangkan. Sebaiknya tanya langsung sm calon mba Syari, mau berjuang atau menyerah. Biar mba Syari jg dpt kepastian, gak menunggu yg gak jelas. Itu menurut saya
Assalamualaikum mau tanya ka
Jika prmppuannya minang dan laki"nya jawa jika menikah nanti apakah bisa mlakukan prosesi adat prnikahan minangkabau tdak?
Hallo kakak...sedikit cerita nih... aku seorang wanita Jawa dan aku memiliki cwok berdarah minang. Dia cowok sendiri diantara 3 bersaudara..dan semua keluarganya kakak,adik orangtuanya semua ngelarang buat nikah dengan orang Jawa dg alasan suku itu 😭😭😣.kita sama sama tau bahwa hal itu akan terjadi dan akhirnya kita buat komitmen bahwa kita saat ini berpacaran hanya untuk menemani sebelum kami menemukan jodoh masing*...sedih banget.. kadang kalo lagi diam suka mikir knapa di dunia ini harus ada adat kayak gitu...dan kadang suka mikir knapa harus ketemu dia dan bisa sesayang ini 😫😭dan sampai saat ini kami masih berpacaran dg memegang komitmen tadi dengan banyak banget masalah datang dari manapuun😭...kadang suka berhayal andai marga biasa di beli .😢
Hallo kakak...sedikit cerita nih... aku seorang wanita Jawa dan aku memiliki cwok berdarah minang. Dia cowok sendiri diantara 3 bersaudara..dan semua keluarganya kakak,adik orangtuanya semua ngelarang buat nikah dengan orang Jawa dg alasan suku itu 😭😭😣.kita sama sama tau bahwa hal itu akan terjadi dan akhirnya kita buat komitmen bahwa kita saat ini berpacaran hanya untuk menemani sebelum kami menemukan jodoh masing*...sedih banget.. kadang kalo lagi diam suka mikir knapa di dunia ini harus ada adat kayak gitu...dan kadang suka mikir knapa harus ketemu dia dan bisa sesayang ini 😫😭dan sampai saat ini kami masih berpacaran dg memegang komitmen tadi dengan banyak banget masalah datang dari manapuun😭...kadang suka berhayal andai marga biasa di beli .😢
Bisa aja. Banyak kok petempuan minang nikah sama non minang menggunakan adat minang
Hai Kanti.. Memang banyak keluarga minang yang menginginkan anak laki-lakinya menikah dengan perempuan minang juga, agar keturunannya memiliki suku. Karena suku diturunkan dr ibu. Namun ketentuan agama diatas itu, kalau km berdua mau berjuang masih bisa kok, kasih pengertian ke keluarga cowok. Semangat yaa!!
Hallo Sdr semua nya ...
Salam kenal
Mau cerita sedikit,
Saat ini juga saya sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita dari padang, sudah hampir 1 tahun berjalan, dan mudah-mudah2an sampai akad lancar dan tidak ada kendala, tidak mudah untuk meyakinkan kedua orang tua, semuanya butuh proses dan harus kita yakini juga bahwa kebahagiaan dilihat dari usaha kita, kalau ada orang tua yang melarang atau tidak merestui niat baik dalam hubungan ini pasti ada sebab. dalam hal ini kembali lagi ke pada kita yang akan menjalani hubungan rumah tangga, bagaimana kita memebrikan keyakinan kepada kedua orang tua kita, saat kita sudah yakin dengan pilihan kita perjuangkan lah jangan sampai menyerah. karena orang tua bisa lihat dari usaha kita. tidak hannya Tuhan tp orang pun akan melihat dari usaha kita. jadi yang mau menjalin hubungan lintas adat lanjutkan. yang penting seiman.
Saya minang, suami jawa.. Pernikahan kami tidak disetujui kedua belah pihak.. Hnya saja ortu saya lebih memasrahkan semua ketangan saya.. Hampir 10 thn pernikahan.. Mertua masih aja rasis.. Risih sebenernya.. Tp mau gmn lagi..
saya akan bercerita tentang keidupan asmara saya,saya sudah 2 taun berpacaran dengan orang madiun.saya sendiri adala orang bukittinggi.dan ke dua orang tua saa sangat tidak setuju bila saya menikah dengan orang ang berasal dari jawa.bakan beliau sempat mengancam akan bunuh diri.saya sangat terpukul.saya menyayangi ke2 orng tua saya,dan juga pacar saya.setiap malam saya mengalami mimpi2 buruk. saa tak tahu harus melakukan apa.setelah saya berfikir matang2.opsi yang terbaik adalah mengikuti keinginan orang tua saya.krna bila saya ttp paksakan mkn dengan cara mengiba2 diri,dan andai berkemungkinan orang tua mengiklaskan.ttp saja nnti istri saya akan diperlakukan berbeda.saya tidak mau hal itu terjadi.tapi saya tdk tau bangaimana cara mengakhiri hubungan saya dengan pacar saya.lagian saya juga tidak sanggup bila harus kehilangan dia.
saya bertekad,jika akirnya nant kita berpisah.saya tidak akan perna menikah dengan siapapun.karna saya tidak rela dijodohkan,itu sama saja menjual masa depan saya. bilapun nnti saya jatuh cinta dengan wanita lain,itu kemungkinannya sangat kecil.krna saya tahu bagaimana kepribadian saya.
sungguh saya sangat tidak ikhlas menjalani ini untuk kedepannya.tpi saya harus lakukan..
terkutuklah adat, faham adat sayang menyengsarakan bagi saya dan orang di sekitar saya.
@zaenal muttaqin
Makasih udah mampir di blog saya. Saya setuju dengan komennya, dimana intinya adalah usaha kita. Yang penting seiman, kalau memang yakin ya harus diperjuangkan
@mudaminangsedunia
Menurut saya sih kita tidak bisa menyalahkan adat juga. Karena di zaman sekarang ini, sudah banyak orang tua yang fleksibel, tidak terpaku pada adat. Banyak orang tua yang sudah membebaskan anaknya untuk memilih pasangan yang tidak satu suku. Tapi untuk orang tua yang tetap kekeuh menginginan satu suku, mungkin butuh perjuangan lebih dan kesabaran ekstra untuk memberikan pengertian, dan meyakinkannya bahwa pilihan kita adalah yang terbaik.
Saya sedang taaruf dengan laki2 minang dan ortunya tidak setuju karena saya bukan orang minang. Mungkin karena menjunjung tinggi adat istiadat ya sehingga wajib harus menikah sesama minang :)
@pelangi dalam adat minang, garis keturunan dari ibu (matrilineal). Jadi keluarga laki-laki menginginkan menantu dari suku minang juga agar keturunannya masih memiliki suku minang. Itu sih alasan yang mungkin. Tapi sebenarnya baik atau tidaknya seseorang tidak bisa dilihat dari sukunya. Kita harus memahami itu, sehingga harusnya suku bukan jadi kriteria "sangat penting" dalam hal jodoh.
kebanyakan orang sumatra khusus nya aceh tdk suka menikah ama orang non aceh baik lelaki atau prempuam
jodoh tidak bisa menentu kan kesukuan .
orang bisa bebas menuntukan jodoh menikah dengan lelaki/prempuan jepang, China ,amerika ,eropa ,afrika ,dll
sekarang bukan zaman lagi menikah menentukan dengan nama kesukuan .
hai
Assalamu'alaikum
mau berbagi cerita saya saat ini boleh yaa...
saya keturunan minang, ayah ibu asli minang sedangkan calon suami saya orang jawa...dari keluarga saya ngga ada masalah menikah sama orang mana pun, karna saya sendiri sudah punya kakak ipar dari berbagai macam suku, bangka, bandung, jawa, sampai orang bali..dan mereka semua orang2 baik..pesan ortu, yang penting seiman, baik, dan bertanggung jawab..
tapi berbeda dengan keluarga calon suami saya, mereka kurang setuju dengan saya dikarenakan kepercayaan keluarga mereka yang bilang kalo orang minang itu boros lah, matre lah, pelit lah, cuek lah, pihak laki2 dibeli perempuan lah dan mungkin masih banyak lagi sifat2 buruk yang ditimpakan untuk orang minang, terutama pada saya,,sediiiihhh banget dengernya... :(
dulu sebelum tahu saya keturunan minang, keluarga calon suami saya baik sama saya,,tapi setelah tahu, sikap mereka terhadap saya berubah drastis :'(
saya pernah hampir menyerah dalam hubungan ini, tapi calon suami saya mau kita untuk ngga menyerah karna persoalan ini, persoalan yang menurut dia sebenarnya ngga perlu dibesar2kan, karna sifat seseorang bukan dilihat dr sukunya, tp dr pribadi masing2..
mohon do'anya yaa, semoga hubungan yang saya dan dia perjuangkan ini bisa sampai finish (menikah) dan berakhir bahagia. :)
aamiin yaa rabbal'alaamiin.
maaf ngga pake nama, inisial DT.
Ikut numbrung ya....
Aku sekarang ada hubungan juga dengan cowok minang..dia dari batusangkar, kira2 adat pernikahan disana juga sama dengan daerah minang yang lain gak?? Seperti yang nglamar dari keluarga perempuan, atau harus menikah dengan cwek minang...
Saya berasal dr suku jawa, ttpi domisili saya di kediri. Saya bertemu orng bukit tinggi padang, saya mnyatakan keseriusan saya, dia menerim i'tikad baik saya, saya berbicara dgn klwrga n smw baik2 saja awalnya sampai pihak perempuan yg berasal dari bukittinggi mmberi beberapa keterangan yg secara halus tapi sangat jls mnolak saya n maksud baik saya. Pihak wanita mngatakan harus org padang, klw bkn org padang syaratnya harus hafal quran(hafiz)...
Bgmn tanggapan anda??? Bg klwrga saya hbngan ini sdh berakhir karena sdh merasa terhina sekali. Klw mmng klwrga wanita mnghendaki org yg hafiz, knp hx berlaku utk org selain padang??? Smntata jk dia org padang tdk ad syarat harus hafiz atw appun. Akan d trima bgtu saja.... Bisa mnta pendapatx???
Haii...
Menurut saya sih gak bisa dikatakan "kebanyakan orang sumatera", saya malah dua kali bertemu laki-laki jawa yang orang tuanya menginginkan menantu orang jawa juga.
Benar orang bisa bebas menentukan mau menikah dengan siapa, suku tidak menentukan baik atau tidaknya seseorang. Tapi masih banyak yang tidak membebaskan anaknya untuk menentukan pilihan.
Hai DT...
Kejadiannya mungkin sama spt saya. Dulu, pihak keluarga laki-laki (khususnya ibunya) yang gak mau menerima saya krn orang Padang. Alasannya gak jelas, tapi pastinya stereotype yah, denger dari temen atau siapa tentang orang Padang itu begini begitu. Padahal gak bisa disamaratakan.
Bedanya, calon kamu masih mau melanjutkan berjuang. Semoga ada jalan yang terbaik yaa.. Jangan menyerah. Yang harus berjuang adalah laki-laki karena bisa dibilang itu masalah keluarga dia, kita sebagai orang luar gak bisa ikut campur. Kita hanya bisa menjaga silaturahmi sama keluarganya.
Kalau adat biasanya ada perbedaan tiap daerah. Unuk detailnya bisa tanya langsung sama ybs. Untuk yang ngelamar emg biasanya dr pihak perempuan. Tp kalau calonnya non minang, bisa dibicarakan. Biasanya begitu. Kalau "harus menikah dgn cewe minang" itu gak semua kok. Balik lagi ke pribadi keluarganya. Bamyak kok cowo minang nikah dgn org jawa dll.
Hai mas Herry..
Saya sempat discuss sama temen saya soal pertanyaan mas ini. Kesimpulannya, menurut saya dan beberapa temen, gak usah diliat soal laki-laki minang atau bukan. Permintaan itu hal yang wajar kok. Kalau memang mas mau berjuang ya terima tantangan itu, sepakati waktunya. Kalau ternyata gak terpenuhi, ya berpikir positif aja, bukan jodohnya. Memang melakukan itu gak sesimpel omongan. Tapi bener juga kan, toh kalau gak jodoh, minimal mas belajar dr itu.
Untuk alasan yang pastinya, tentu pihak keluarga cewe yang tau.
Saya juga merasakan hal yang demikian. Calon orng non minang dan saya orang minang. Apalagi di minang anak perempuan sebaiknya tinggal di minang saja(apalagi anak sulung). Alasannya bisa dekat dengan orang tua. Sebenarnya orang tua ingin anaknya dekat dengan mereka itu saja intinya. Tidak ada yang salah sih sebenarnya tinggal kita memeberikan pemahaman atau bermusyawarah dengN keliarga saja
@gita kalau case aku, yang gak setuju bukan keluarga aku , tapi keluarga laki-laki. Tp siapapun, suku apapun, kalau memang sudah memilih ya cobalah memperjuangkan.
nasib swbaliknya min,aku jawa,cewe aku padang,tp akhirnya dia malah dijodohkan,aku jg belum nerima semua ini min,karena aku jg blm ngomong sama ortu dia,tp rasanya nyesek banget min,
Hai lisa....saya nouval saya asli orang bukittinggi,saya sedang menjalankan hubungan sama orang jawa,saya baru pacaran 2 bulan lisa,tapi tiba tiba orang tua dari pacar saya tidak suka dengan orang padang karna ayah dari pacar saya kerja di nasabah bank bca dan banyak orang cina padang atau asli padang kesana dan yang melayani ayah pacar saya,pacar saya tiba tiba berubah karna orang tua dia tidak setuju dengan orang padang karna orang padang katanya nya pelit sedangkan pacar saya sayang banget sama saya pacar saya mau hubungan ini di restuin,padahal saya mau banget deket sama keluarga pacar saya,dan saya tanya ke pacar saya katanya semua keluarga dia ngga ada yang suka sama orang padang karna keturunan keluarga pacar saya ngga ada orang padang,saya bingung aja lisa kenapa orang padang kenapa begitu ngga sukanya orang jawa dengan orang padang padahal orang padang itu kebanyakan sopan dan saling menghormati suku yang lain,saya minta pendapat dari lisa bagaimana saya pertahanin hubungan saya dan bagaimana cara membuat kedua orangtua pacar saya merestukan hubungan saya dan pacar saya,tolong ya lisa saya juga sayang sama pacar saya,saya takut kehilangan pacar saya,saya takut ngga direstuin
Kalau udah terjadi ya kita gak bisa berbuat apa-apa lagi. Solusinya hanya "move on". Karena dia udh dijodohi , mau gak mau ya harus terima. Berarti bukan jodoh. Tapi kalau masih mau usaha ngomong ke keluarganga ya sah-sah aja. Tapi tanya dia dulu, masih mau gak sama-sama usaha untuk merubah keputusan keluarganya
Saya bukan pakar hubungan, tp hanya mengemukakan pendapat aja. Menurut saya semua tergantung dengan kalian berdua, terutama ceweknya. Karena yang tidak setuju adalah keluarga cewek. Seharusnya cewek km lah yang paling tau apa yang harus dilakukan. Kalau kalian masih sama-sama mau mempertahankan, ya kalian berdua harus berusaha memberi penjelasan ke ortunya. Terutama cewek km yah, harus ngasih pengertian ke ortunya, kalau km adalah pilihan terbaik buat dia. Dan soal suku, tidak bs disamaratakan. Karena suku gak menjamin seseorang itu baik akhlaknya. Baik atau gak itu balik ke pribadi masing-masing, bukan depend on sukunya. Begitu sih menurut saya. Kalau mau mempertahankan ya harus ngomong dan ngasi pengertian ke keluarga cewek.
Maaf mau nanya saya ( laki Jawa ) dan dia pacar saya ( perempuan Minang ) dia bukit tinggi jadi tidak istilah laki di beli..
Cuman yang saya bingung katanya dia kalo nikah sama dia aku di kasih gelar ini itu di renungi ini itu sama para mamak2 (para suku) buat gelar saya nanti apa..
Aku enggak paham yang aku tau di Jawa itu nikah cuman ijab qobul sama resepsi cuman ini aku pusing karena adat bukit tinggi ini.
Bisakah kiranya saya di kasih solusi atau gambaran Karena saya Beneran galau dan butuh percerhan terimalah
Maaf min saya mau nanya lagi nih,hehe,saya punya masalah sama pacar saya karna gara gara cewe saya ngeliat cogan,dari awal saya maklumin namanya juga cewe ya begitu liat cogan,lama kelamaan cewe saya cari nama instagram nya cogan itu,padahal saya disamping pacar saya,saya udah ngga bisa nagan emosi ya saya lepas semua nya,saya bilang "udah" "udah dapet instagramnya? Ntar malem jadi stalker deh",dia bukannya merasa bersalah malah saya yang di cuekin min sampe sekarang,dia bilang ke saya "kamu,harus tau kehilangan itu sakit,makanya aku udah prepare in dari sekarang" menurut saya sih artinya itu,cewe saya udah prepain dari sekarang biar nanti pas putus ngga terlalu sakit dan galau,tapi sekarang dia beda banget min,saya bilang gini "mau liat liat an lagi,mau becanda lagi,mau gila bareng lagi,mau cubit cubit an lagi",dan cewe saya jawab "kalo ga suka,ngga usah muna".dari kejadian itu sampe sekarang dia berubah total min,sifat nya masih anak anak dia bilang cuma males pacaran lebay,hampir semua orang pacaran lebay,saya harus gimana ya minn,biar pacar saya kaya biasa lagi? -nouval
Maaf min saya mau nanya lagi nih,hehe,saya punya masalah sama pacar saya karna gara gara cewe saya ngeliat cogan,dari awal saya maklumin namanya juga cewe ya begitu liat cogan,lama kelamaan cewe saya cari nama instagram nya cogan itu,padahal saya disamping pacar saya,saya udah ngga bisa nagan emosi ya saya lepas semua nya,saya bilang "udah" "udah dapet instagramnya? Ntar malem jadi stalker deh",dia bukannya merasa bersalah malah saya yang di cuekin min sampe sekarang,dia bilang ke saya "kamu,harus tau kehilangan itu sakit,makanya aku udah prepare in dari sekarang" menurut saya sih artinya itu,cewe saya udah prepain dari sekarang biar nanti pas putus ngga terlalu sakit dan galau,tapi sekarang dia beda banget min,saya bilang gini "mau liat liat an lagi,mau becanda lagi,mau gila bareng lagi,mau cubit cubit an lagi",dan cewe saya jawab "kalo ga suka,ngga usah muna".dari kejadian itu sampe sekarang dia berubah total min,sifat nya masih anak anak dia bilang cuma males pacaran lebay,hampir semua orang pacaran lebay,saya harus gimana ya minn,biar pacar saya kaya biasa lagi? -nouval
@listentorica saya tidak akan menngutuk adat saya sendiri bila itu memang bukan masalah besar sist.bila mperkembangan zaman dan kesabaran dapat merubah itu anda salah besar sist,orang tua saya tinggal di kota,kota bukittinggi,dimana dsna orang cukup berfikiran terbuka dan terdapat banyak suku yang idup dsna,dan soal bersabar,apakah anda bisa bersabar saat orang tua anda mengancam akan mati saja,dan mengatakan akan melupakan saya sebagai anak? itu takk semudah yang ada pada di lingkungan anda sist. awalnya saya mengira itu adalah trauma atau semacamnya dan setelah saya pelajari,ternyata yang saya dapat adalah alasannya,MALU,,,orang di kampung menganggap menikah dengan hal hina dan tercela..itulah kennnyataannya.
terus terang saya sangat membenci budaya dann adat saya sendiri. pribadi yanng alim tapi super kapitalis.dan sifat rasis sudah kronis.
dan btw saya sudah berisah dengan pasangan saya,dan saya sudah pasrah saja dengan urusan asmara saya kpd allah utk kedepannya,saya berdoa dan berharap tidak medapat turunan minang.tak ada artinya zaman skrng mendapat suku apa tidak
Di Minang, laki-laki yang menikah memang akan mendapatkan gelar dari pihak istri. Gelar itu ya ninik mamak yang memberikan. Jadi gak usah dipikirkan. Kalaupun memang ada acara pemberian gelar diluar nikah dan resepsi, ya itu acara adat. Tapi gak semua orang minang atay bukittinggi juga seperti itu. Gak usah galau juga karena itu.
Mas nouval, saya bukan ahli dalam hal relationship 😁 tapi kalau melihat ceritanya dari awal, karena ortunya ga setuju dengan orang minang,dan tidak ada perjuangan atau usaha untuk memperjuangkan dari kalian berdua, dia merasa keputusab akhirnya sudah jelas, berpisah. Jadi dia nyari yang lain. Tanya aja maunya gimana. Lebih baik diomongin. Biar jelas.
Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Itulah adat minang, yang seharusnya. Adat tetap berlandaskan kitab , Al-qur'an. Apapun alasannya, tetap harusnya dikembalikan ke ajaran Islam. Tetap buat saya, jangan salahkan adatnya. Itu afalah pemikiran pribadinya. Gak hanya orang minang kok yang banyak berpikiran begitu. Suku lain juga ada. Tapi kalau sudah berada di lingkungan yang berpikiran terbuka, dan ortu masih merasa MALU jika punya mantu non minang, ya itu balik lagi ke kita, sejauh mana usaha kita untuk ngasih pengertian. Baik atau tidak, gak bisa dilihat dari sukunya. Mau minang atau non, yang baik ya baik, yang gak baik ya ada aja.
Paket Pernikahan di PATRA JASA YUDISTIRA BALLROOM
(Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 32-34 Jakarta Selatan):
- Fasilitas Gedung (Full AC & Full karpet),
- Dekorasi,
- Catering,
- Rias & Busana,
- Entertainment,
- Photography,
- Tim WO 8 orang + MC
- Mobil Pengantin Alphard
FREE HONEYMOON 4D3N di MALDIVES+FLIGHT / IPHONE 7+ / MOTOR HONDA VARIO 150cc (tanpa diundi) & masih banyak lagii
Segera hubungi marketing HIS Wedding Patra Jasa : 0857-1956-1400 (etika)
suku sumatra yang lain seperti bangka atau aceh ada yang rasis juga kok .
saya di paksa nikah ama orang aceh . ama teman mama ku lelaki orang aceh nikah sesama orang sumatra . tetapi saya tdk mau . saya pilih menikah dengan prempuan jepang karena di sana tdk ada Mahar waktu nikahnya .Biar mereka kecewa . walaupun mereka bukan keluarga dari ibu ku . kalau prempuan aceh terkenal gede maharnya.
keputusan saya sudah bulat .
Mereka tdk bisa membedakan mana prempuan cina atau Jepang .
pada zaman sekarang bukan zaman main paksain jodoh orang .
Teh saya orang sunda, pacar saya orang minang dia dari keluarga sedikt tersohok di minang. Saya tau di agama tidak mengenal suku dan harta tapi saya non minang dan dari keluarga biasa biasa saja saya takut sekali tidak diterima sama keluarganya saya sudah sayang sekali sama dia teh saya baru tau dia orang berada setelah beberapa bulan pacaran, ayah saya sudah menyuruh cari saja yang sepadan karena takut saya tidak dihargai. Dia anak terakhir dan kedua kakaknta berpacaran dengan orang minang. Saya sudah setahun dekat dengan dia tapi dia seperti tidak ada keinginan untuk serius. saya sebenernya tidak ingin dinikahkan cepat cepat teh tapi saya hanya ingin kejelasan hubungan ini ujung ujungnya akan diterima atau tidak. Salah satu sifat dia adalah dia tidak ingin bilang iya kalo ternyata akhirnya tidak mangkanya kalau saya membahas hal ini dia suka tidak membalas atau ganti topik. Maaf teh saya hanya ingin bercerita sedikit menurut teteh sebaiknya saya gimana ya teh? Makasih tehh
Salam kenal sist. Saya tertarik sekali dgn apa yg sist dan temen" bahas disini. Saya lagi nyari" artikel tentang pernikahan jawa dan minang. Dan saya menemukan blog nya sist. Saya juga punya kisah yg sama dgn apa yg sist lisa tulis. Saya cewe minang, asli payakumbuh. Dan saya punya pacar jawa tengah asli pemalang. Dia kerja di bandung. Sebelum kami menjalanin hubungan, saya udah wanti" k cowo saya kalo saya g mau pacaran. Mau nya hubungan yg serius. Karna mengingat umur saya yg sudah menginjak 29 tahun. Kami sama" berniat untuk menikah. Satu bulan berhubungan, pacar saya datang k rumah saya. Semua keluarga dan mamak" saya sudah tau dan menyambut positif ttg hubungan kami. Awal nya ada penolakan terutama dari adek cowo saya. Tapi alhamdulillah saya berhasil menyakinin mereka. Kami sering ketemu, padang - bandung, bandung - padang. 3 bulan berlalu, pacar saya membicarakan hubungan kami ke orang tua nya. Hubungan kami mendapat penolakan keras. Kami terus berjuang smpai 10 bulan lama nya. Saya tidak tau kenapa orang tua cowo saya sangat membenci org padang. Bahkan untuk bertemu saya saja mereka enggan. Sampai pacar saya dgn orang tua nya bertengkar. Tapi kami terus berjuang, berdoa ( sholat tahajud, dhuha dan puasa ) kami lakukan bersama. Tapi usaha kami sia". Ibu nya justru smakin keras menentang hubungan kami. Sampai jika kami menikah, cowo saya akan di usir dari rumah dan akan dihapus dari silsilah keluarga nya. Jelas saya terpukul dgn keadaan ini. Padahal kami udah ngebet pengen nikah. Sampai untuk biaya nikah bahkan untuk persiapan nikah udah kami bicarakan. Kami sepakat untuk nikah tahun 2017 ini. Tak jarang menangis kami lakukan bersama mengingat nasib kami yg sama" punya niat untuk nikah tapi terhalang oleh restu orang tua dia. Pacar saya orang nya sangat penurut sama keluarga nya. Dia bingung keputusan apa yg harus dia ambil. Orang tua atau saya. Keadaan memaksa kami harus memilih. Saya jadi kasihan melihat pacar saya terus" di marahi orang tua nya. Saya heran knpa pada umumnya orang jawa tidak menyukai orang minang. Salah klo saya org minang 😥. Kenapa cinta kami di hukum karna asal saya? 😭 salah satu alasan org tua nya krna saya jauh, finalsial jg jdi alasan mereka. Saya dibenci tanpa melihat saya. Akhir ny kami nyerah. Perpisahan kami diwarnai air mata. Jelas saya menderita. Sampai saat sekarang air mata jdi teman malam saya. Saya merasa lelah. Saya hancur. Karna saya minang saya harus kehilangan cinta dan harapan.
Jangan putus asa uni, asa mebentang lebar buat uni julia
menarik itu.. yg ttg peningkatan keragaman DNA dan potensi intelejensia.. haha.. bisa jadi bahan modus, 😅
Kisah sy juga sama, sy sunda betawi, pacar sy pariaman. Kami sudah menjalin hubungan selama 4 tahun dan berniat menikah tahun depan. Tp keluarga tante" pacar sy menolak dengan alasan sy bukan orang pariaman dan financial sy tidak sepadan dengan mereka dan malu dengan pekerjaan sy ��
Jadi punya niatan nikah sm gadis Minang hehe
Wahh.. Jadi menginspirasi ya? Hehe
saya juga sama..
3th pacaran...di tentang sama Kaka nya..padahal ibu dan klwrga lain nya sdg setuju..tpi Kaka pertama nya (mas nya) ttp menentang..
karna saya orang Minang dan dia org Jawa..
tpi beberapa blm yg lalu ada statement dari istri mas nya bahwa sdh dikasih lampu hijau..tpi dari pihak cow saya tidak ingin menanyakan langsung ke mas nya..
alhasil..kita sdh membicarakan untuk menikah tahun ini...tiba2 pas ngomong dg mas nya..untung bulan lamaran dan nikah..mas nya langsung berkata tidak..dg alesan yg macem2..
dan akhirnya cow saya mundur..tpi dg sikap yg krg baik..
dan membuat saya tidak ikhlas..😂
Kalau yg perempuan padang, yang pria jawa. Di adat minang, apakah keluarga perempuan tidak perlu main/bersilaturahmi ke keluarga pria? Apakah seperti membeli(maaf) wanitanya kalau mau menikahinya? Sedangkan dari artikel yg saya baca, pihak wanita justru yg melamar pihak pria, apakah itu tidak berlaku apabila sang pria prang jawa?
Hai Yusuf, tks udah mampir. Secara adat, perempuanlah yang meminang/datang ke keluarga laki-laki. Namun kalau laki-laki bukan orang minang, sebenarnya lebih fleksibel, nggak kaku harus begini begitu. Dan untuk silaturahmi nggak ada aturan harus datang atau tidak ke keluarga masing-masing. Itu sesuai kebutuhan dan lazimnya aja.
Apakah kalau resepsi, semua ditanggung pihak laki? Seperti membeli(maaf) mempelai wanita?
Saya herri baru saja mengalami hal tsb.
12th lalu saya menikahi wanita pariaman, helen, jl imam bonjol no 62 kp tangah cimparuh pariaman.
Saya menolak adat dibeli karena saya org Jawa.
Membina rumahtangga dicampuri pihak keluarga istri, walaupun saya berpindah2 mencoba mencari tempat tinggal jauh sekalipun, saya baru sadar buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Tracking istri sering meninggalkan rumah tanpa izin suami, dilakukan berulang mirip tahanan mau melarikan diri dari penjara.
Hingga pada suatu pagi Minggu 14 Januari 2018 jam 02.00 wib :
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...
saya dapati bukti2 istri selingkuhi bnyk pria muda, dan saya sebagai suami menegur.
Namun apa yg terjadi?
Minggu, 14 Jan 2018 pkl. 20.34 wib saat saya kerja;
Istri saya kabur tanpa izin suami membawa anak2 ; 1. Perempuan 10th dita, dan 2. Laki2 9th irsyad.
Ghaib...
Rumahtangga seperti sandiwara.
Ya semoga Allah SWT menghentikan kezaliman ini, 2 bln sudah saya tidak boleh bicara atau bertemu dg anak2.
Saya mohon petunjuk Allah SWT dan tgl. 12 Feb 2018 sesuai petunjukNya;
Saya kejar keberadaan anak2 saya yg hilang ghaib sampai pariaman, namun disana malah saya diancam mau dibunuh keluarganya.
Ternyata pihak keluargalah yg melindungi istri saya, bukannya menegur dan menasehati serta memberitahu suaminya, malah menyembunyikan kemaksiatan dalam rumahnya, Naudzu billahi min dzalik.
Alhamdulillah saya diselamatkan Allah SWT diberi kesabaran menghadapi masalah ini, dan di hindari dari fitnah keji istri saya yg menjelek2an saya disana maupun di tempat saya tinggal.
Dalam Islam jelas: Allah SWT melaknat istri meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. Dan saya sangat tidak Ridho dg perlakuan istri dan keluarganya semoga laknat Allah SWT membawanya sampai neraka jahanam yg paling bawah. Aamiin Allahuma Aamiin.
Tidak begitu. Balik lagi itu tergantung kesepakatan aja. Ada yg ditanggung berdua, ada yang resepsi 2x ditanggung masing2 (resepsi pihak wanita dan pihak pria - kalau diluar minang spt ngunduh mantu). Seperti pepatah Minang, "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah". Semua aturan adat tetap kembali pada kitab/aturan agama. Jadi seharusnya tdk dibuat rumit.
Hai Mas Herri, untuk case Mas Herri, menurut saya kembali lagi pada karakter pribadinya . Memang lingkungan mempengaruhi pembentukan karakter, tp tdk bisa stereotype, tdk bs mengatasnamakan suku.saya turut prihatin dengan apa yang terjadi dengan keluarga Mas, semoga ada jalan terbaik, ada hikmah dan berkah dr semua kejadian yang menimpa, dan masalahnya segera selesai.
Halo uni....
Salam kenal yaa... Kebetulan aku bersuku jawa dan suami bersuku minang. Kami sdh menikah 8th, dan sdh dikaruniai 1 org anak + skrg aku lg mengandung anak ke-2.
Menurutku, yg sdh menjalani pernikahan beda suku itu berat. Krn kita tdk bisa lepas dr adat. Bentrokan sering terjadi lebih krn adat. Saya sangat menghargai adat minang yg saling tolong menolong. Tp sering ahkirnya yg saya lihat di keluarga suami adalah "menggampangkan meminta tolong". Hal yg seharusnya msh bs ditangani sendiri, dipaksakan ke org lain utk menolong.
Contoh yg pernah saya alami adalah ketika tante suami saya sakit pasca operasi kista. Si tante dipaksakan (oleh sodara2nya) utk tinggal dirumah saya, padahal kondisi saya adalah ibu rmh tangga yg bekerja dirumah (interior designer), ngurus anak (6th), rumah dan suami sendiri tanpa seorang pembantu. Kebayang bgm kerepotan saya tiap hr kan? Sementara si tante sebenarnya punya anak + menantu jg di sini. Kalau memang anak+menantunya ga bs ngurus ibunya, knp gak bayar pembantu? Kenapa hrs dilimpahkan ke Saya? Sementara saya hrs bagi waktu ngurus proyek, mulai dr menggambar, ketemu klien, sampai mengurus tukang di wokshop + ngurus rmh. Itu slh 1 contoh....
Contoh yg lain, saat usaha saya dan suami bangkrut, suami msh memilih utk mepertahankan supirnya (tetangganya org minang jg) dan menggajinya 5jt/bln, padahal setiap bulan ayah saya hrs menyiapkan dana yg tdk sedikit jumlahnya utk menyelesaikan proyek2 suami saya yg terbengkalai. Saya merasa laki2 minang itu amat sangat berat thd keluarganya, sodaranya, tetangganya, bahkan teman2nya dibandingkan anak dan istrinya. Mrk tdk mau terlihat "jatuh" dimata keluarg + teman2nya.
Belum lagi sepupu2, mamak, yg sering minta ini itu tanpa mau tahu kondisi kita sdg seperti apa.
Saya akhirnya berpikir...Mungkin ini dulu kenapa byk teman2 saya yg melarang utk menikah dg laki2 minang, dan skrg saya merasakan sendiri beratnya....dan ntah sampai kapan saya bisa menjalaninya.
Dan kondisi inipun dialami oleh kakak ipar (sunda, perempuan) yg menikah dg kakak suami saya.
Jd menurut Saya ketika dlm hububgan menuju pernikahan sdh ada keluarga atau kerabat yg byk mengingatkan (tdk setuju), lbh baik jgn diteruskan. Krn tdk akan baik pada akhirnya. Spt yg saya + kakak ipar saya alami.
Hai Mba.. Salam kenal juga ya. Memang kita hidup gak lepas dari adat. Kebiasaan2 tertentu juga terbentuk dr keluarga dan lingkungan. Tapi sifat dan sikap itu ttp balik ke diri sendiri. Mungkin yang mba alami seperti cerita di atas. Dan mungkin juga banyak yang mengalami hal serupa. Tapi,tetap kita tdk bisa menyamaratakan. Sama halnya dengan yang sering kt dengar, orang Sunda begini, orang Jawa begitu, tp tidak semuanya seperti itu. Menikah dengan satu suku aja pasti ada masalah dan berbenturan dengan sifat dan kebiasaan, apalagi beda suku.
Semoga ada hikmah dari apa yang Mba alami.
Saya herri,12th lalu saya menikahi wanita pariaman, helen, jl imam bonjol no 62 kp tangah cimparuh pariaman.
Saya menolak adat dibeli karena saya org Jawa.
Membina rumahtangga selalu dicampuri pihak keluarga istri, walaupun saya berpindah2 mencoba mencari tempat tinggal jauh sekalipun, saya baru sadar buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Tracking istri sering meninggalkan rumah tanpa izin suami, dilakukan berulang mirip tahanan mau melarikan diri dari penjara.
Hingga pada suatu pagi Minggu 14 Januari 2018 jam 02.00 wib :
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...
saya dapati bukti2 istri selingkuhi bnyk pria muda, dan saya sebagai suami menegur.
Namun apa yg terjadi?
Minggu, 14 Jan 2018 pkl. 20.34 wib saat saya kerja;
Istri saya kabur tanpa izin suami membawa anak2 ; 1. Perempuan 10th dita, dan 2. Laki2 9th irsyad.
Ghaib...
Rumahtangga seperti sandiwara.
Ya semoga Allah SWT menghentikan kezaliman ini, hampir 3 bln sudah saya tidak boleh bicara atau bertemu dg anak2.
Petunjuk Allah SWT :
Saya dapati tanda2 istri sdh akan kabur dg adanya transfer di rek koran, lalu istri pinjam uang ke semua org dg menebar fitnah kdrt, kemudian memicu dg alibi selingkuh. Memang saya cermati istri sering mencari2 alasan supaya ribut dg berbagai cara untuk pancing saya marah namun selalu gagal. Hingga dia memdapat alasan tepat melakukan perselingkuhan yg tidak bisa ditolerir. Disitulah rencana dia mengambil dan membawa kabur anak2 terlaksana.
Petunjuk Allah tgl. 12 Feb 2018 :
Saya kejar keberadaan anak2 saya yg hilang ghaib sampai pariaman, namun disana malah saya diancam mau dibunuh keluarganya.
Ternyata pihak keluargalah yg melindungi istri saya, bukannya menegur dan menasehati serta memberitahu suaminya, malah menyembunyikan kemaksiatan dalam rumahnya, Naudzu billahi min dzalik.
Alhamdulillah saya diselamatkan Allah SWT diberi kesabaran menghadapi masalah ini, dan di hindari dari fitnah keji istri saya yg menjelek2an saya disana maupun di tempat saya tinggal.
Dalam Islam jelas: Allah SWT melaknat istri meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. Dan saya sangat tidak Ridho dg perlakuan istri dan keluarganya.
Kalau memang ingin miliki anak2 ada cara yg lebih waras.
Kalau memang mau kawin atau dikawinkan lagi ada cara sesuai agama dan hukum pemerintah.
Ini terkesan seperti hidup di hutan.
Demikian share ini sebagai pembelajaran yg mau nikah ya...
*** Kembalilah ke Kitab Suci Al Qur'an jika tidak mau kafir terhadap Al Qur'an... An Nisa : 56.
Salah kaprah, istri harusnya utamakan suami bukan ibu karena sdh menikah.
Istri Pariaman atau Minang cenderung merampok anak2nya sendiri dan membiarkan suaminya hidup bagai mati, dan mati namun hidup... laksana bangkai. Berfikir menuju neraka terlalu lama hingga butuh 10 tahun lebih untuk merampok anaknya sendiri.
Harta pusaka wanita atau istri sesungguhnya hanya omong kosong, karena istri harus mengambil anak2 dari suami, anak2 itulah harta warisan pusaka.
Silahkan bersilat lidah atau melawan Al Qur'an kalau memang tujuan akhir adalah neraka jahanam.
Ini pengalaman hidup saya punya istri orang pariaman atau minang yang penuh dusta dan keji penuh dg fitnah. Sbg ibu rumah tangga tidak melaksanakan kewajibannya jg sbg istri, hanya fokus membesarkan anak2 yg tidak di susui sendiri hingga saatnya tiba 12 th, dirampoknya anak2nya sendiri... kabur. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
Mau konkrit? Jl Imam Bonjol no 62 Kampung Tangah Cimparuh Pariaman.
Yang mengingatkan saya hanya Allah SWT sesuai firmannya dalam Surat At Taubah : 119.
Artikel hanya berupaya memuji ahlak yg jahat dan keji.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
Betul, tanpa bermaksud RASIS, SARA atau sebagainya. Kita bicara kenyataan dan fakta aja. Kita selama hidup ini kan sudah terbiasa menggunakan adat dan sikap yg selama ini kita pelajari sedari kecil.
Contoh: orang jawa itu unggah ungguhnya (sopan santun) tinggi. Sehingga adat lain mungkin berkata, apasih LELET, BASA BASI, BAPERAN!
sementara adat lain ada yg terbiasa merantau, berbisnis, berdagang, jadi sangat menghargai sekali jerih payah mereka. Nah hal ini terkadang banyak dibilang padang pelit banget sih! Atau org sumatera itu tegas2, kalau ketemu orang jawa nanti orang jawa bilang ah sumatera kasar bgt! Sementara sumatra blg ah jawa baperan bgt, gue kan cuma ngomong fakta.
Itu hal kecil, yg nanti dirumah tangga jadi besar. Oke dipasangan kita mereka sudah berpikiran maju, kebudayaannya juga udh modern. Yg jawa tinggal di kota udah gak lelet dan bisa tegas, yg padang juga udah banyak bersosialisasi jadi lebih royal sm orang atau lebih gmn2.
TAPI ttp aja, keluarga besar, mertua, kakek nenek, apakah mbak siap berhadapan dengan keluarga? Memang sih nikah itu kita yg jalanin, tp wuh mbak komentar2 itu akan ttp ada. Campur tangan2 akan ttp ada. Begitu mbak
Untuk mbak Unknown, saya mau tanya deh, waktu mbak nikah adat yg dipakai itu adat apa? Jawa atau minang? Saya sedang bertanya2 soalnya. Kenapa setiap saya liat acara nikahan padang - non padang. Mau lakinya yg minang, atau perempuannya yg minang, pasti adat yg dipake itu MINANG nya. Nah makanya aku mau tau, mbak waktu nikah pake adat apa?
Kalau pake minang, itu kenapa bisa begitu mbak? Apakah memang ada asal usul kisah adat istiadatnya, atau bagaimana? Kok sampai2 semua org yg non minang, bisa mengalah dan menyerahkan adat kepada minang? proses nya gmn mbak? Apa pasrah begitu aja, atau gimana? Semoga rasa penasaran saya terjawab, krn selalu saya melihat ini terjadi, dari sekian banyak pernikahan minang dan non yg saya tau tidak memakai adat minang hanya 1 yaitu Dude Harlino dan alysa. 😂 tp seluruh teman, kerabat, artis, yg saya lihat pasti minang.
Mungkin mbak Rica juga monggo menjawab, biar bisa bertukar pikiran. Terimakasih :)
Mohon maaf ralat, ternyata alysa soebandono pun pake jawa pas akadnya, tetapi resepsi kembali ke suntiang. Duh makin penasaran dengan misteri ini.😂 Ada apa sih sebenarnya, seperti tersihir. Kalau beranggapan bahwa minang itu menjunjung tinggi nilai adat istiadat, saya rasa setiap bangsa indonesia pun masing2 menjunjung adat istiadat masing2 sih, bukan hanya minang. Tp apa yg membuat akhirnya minanglah yg memenangkan acara pernikahan? Trims mbak, tanpa bermaksud ras atau sara. Saya benar2 pure penasaran
Hai Mba Rayi.. Makasih udah komen yah. Banyak banget nih, saya sampe lama bacanya. Hehe..
Begini ya Mba, hal yang pertama yang jadi concern Mba tentang perbedaan karakter, sifat dll sehingga nantinya hal kecil menjadi besar. Setiap rumah tangga pasti ada hal seperti itu, karena menyatukan dua karakter dan budaya jika menikah dengan suku yang berbeda. Menurut cerita dari teman-teman yang sudah menikah nih, kembali pada tujuan mereka menikah. Kalau memang untuk ibadah, membina rumah tangga yang sakinah, mesti banyak bersabar dan saling mengingatkan karena benturan itu pasti ada apapaun bentuk dan penyebabnya. Jadi kalau ada benturan karena adat itu malah lebih wajar lagi terjadi, karena perbedaan dalam adat pasti terlihat jelas. Tapi balik lagi, gimana cara menyikapinya. Intinya tetap saling menerima baik pasangan maupun keluarganya. Mungkin teman-teman yang udah menikah bisa menjawab lebih detail. Banyak kok teman saya atau orang tuanya yang menikah beda suku, tapi baik-baik aja.
Terus soal adat yang dipakai saat menikah, sebenarnya ini balik ke selera sih kalau menurut saya. Tapi mungkin ada beberapa faktor. Di minang, biasanya menikah di kediaman wanita, dan resepsi dua kali, di pihak wanita dan pihak laki-laki. Nah bisa jadi ini salah satu alasan, saat ini yang Mba liat banyak yang menikah menggunakan adat minang. Kemungkinan resepsinya sekali, jadi mesti memilih salah satu pakaian adat. Dan mungkin dengan berbagai pertimbangan akhirnya ada yang memilih pakaian adat minang untuk resepsinya. Tapi, ada juga temen saya minang dan jawa, menikahnya memakai kebaya/nasional, gak pakai adat minang ataupun jawa. Ada lagi pasangan minang dan riau yang menggunakan pakaian melayu untuk resepsi mereka. Ada juga yang saat menikah menggunakan pakaian/adat si wanita, resepsi menggunakan pakaian/adat si laki-laki. Menurut saya bukan soal menang atau kalah. Setiap orang punya pertimbangan yang berbeda. Kalau seandainya ada yang merasa "mengalah" atau terpaksa menggunakan adat minang, saya juga nggak ngerti kenapa, karena belum pernah ada yang cerita merasa "mengalah" atau terpaksa. Mungkin teman-teman yang baca ini bisa komen juga. Barangkali ada yang mengalami atau kerabatnya yang menikah dengan orang minang mengalami "keterpaksaan" menggunakan adat minang.
Semoga ini cukup menjawab rasa penasaran Mba Rayi. Mungkin nanti ada yang mengalami pernikahan beda suku yang bisa komen memberi penjelasan.
Hallo Ka,salam kenal...
Jadi klo Ayahnya yg dr Padang dan Ibu dr Suku Jawa,anaknya tidak berhak menyandang marga Ayahnya?Tp ko temen saya yg Ayahny orang Padang dan Ibuny orang Jawa nama anak2 nya menyandang nama/marga "Piliang" yaah..??
Hai Ratna,
Secara adat Minangkabau, kita mengikuti garis keturunan Ibu/matrilineal. Jika ibunya bukan orang Minang, dia tidak memiliki suku Minang. Itu sepemahaman saya. Untuk lebih jelasnya mungkin bisa searching atau bertanya pada orang yang lebih paham mengenai adat.
Hai listentorica
lagi iseng-iseng nyari artikel tentang di bolehkan tidaknya pernikahan orang suku minang dan jawa,banyak artikel yang bilang "dulu ga boleh tapi sekarang boleh,dan juga tergantung orang tua dari masing-masing pihak." hemmm... saya jadi pesimis,karena saya wanita jawa dan mungkin saja bisa di tolak dari keluarga laki-laki suku minang ,ya allah semoga yang terbaik untuk kita AAMIIN :)
Hai,saya jg curcol nih,saya cewk minang,deket sm cowok jawa,krn udh lama knal,akhirnya kmi pacaran,baru dua minggu pacaran,tiba" mamanya bertanya siapa pacar anaknya,dan akhirnya saat itu jg anaknya lngsng memutuskan hubungan kita,nyesek bgt,kenal lama,udh nyaman,taunya ditinggal hanya krn mamanya masih percaya mitos😢
Hai kak.
Aku mau tanya sedikit boleh kan?
Jari gini, kan kalau adat minang(pariaman) cwe yg membeli. Kalau cwe minang nikah sama cwo sunda itu gmnh jadi nya ya? Apa si cwe mya yg tetap membeli atau cwo nya yg membeli??mohon jwaban nya ya ka
Kalo aku tidak menganggap aku ini mengikuti adat suku manapun kak,karna aku ini keturunan antara 2 suku yg Alm.ayah saya berasal dari suku jawa dan ibu saya berasal dari suku batak mandailing tapi saya dan keluarga tidak mengikuti adat istiadat kedua suku tersebut saya dan keluarga mengikuti semua ketentuan agama islam dalam pernikahan.. Nah mau nnyak dong wanita minang ada ga yg dilamar / dipinang oleh pria non minang dan di terima oleh keluarga si wanita?
Mohon info dong kak, karna saya memiliki perasaan kepada seorang wanita minang san sebaliknya pun sama, yg mau saya tnyakan sulitkah mendapatkan ijin dan restu keluarga dan walinya untuk menikahi putrinya, wanita minang? Mohon info dong
Salam kenal, saya membaca dari atas sampe bawah sambil menangis,kenpa harus ada tradisi seperti itu bukan tidak terima kenyataan saya sangat mencintai kekasih saya lebiih dari saya mencintai diri saya sendiri, saya sunda kekasih saya padang kami kenal sudh 3tahun dan berpacaran 9bulan,kami jalani semakin kesini semakin berbeda ternyata dia di jodohkan dengan wanita pilihan amak nya, dan dia memutuskan hubungan dengan saya 😢saya hancur patah bahkan sedih mengingat dia memberikan harapan pada keluarga saya 😥😥saya hanya bisa mengikhlaskan dia menikah dengan wanita pilihan amak nya 😢😢
Hi brides & grooms to be, lagi cari gedung utk acara pernikahan di Kota Bandung? Gedung HIS Balai Sartika Convention Hall bisa jadi pilihan kamu loh karena sekarang udh full carpet & lampu chandelier. Selain itu HIS Balai Sartika Convention Hall juga menyediakan paket pernikahan yang fleksibel dan pilihan vendornya ada banyak banget, bisa pilih sesuai keinginan kamu. Ohya, sekarang lagi ada promo menarik juga loh yaitu CASHBACK dan HONEYMOON PACKAGE! Untuk informasi lengkapnya, hubungin aja Tresna (+6281312214233), FREE KONSULTASI!!
Hi brides & grooms to be, lagi cari gedung utk acara pernikahan di Kota Bandung? Gedung HIS Balai Sartika Convention Hall bisa jadi pilihan kamu loh karena sekarang udh full carpet & lampu chandelier. Selain itu HIS Balai Sartika Convention Hall juga menyediakan paket pernikahan yang fleksibel dan pilihan vendornya ada banyak banget, bisa pilih sesuai keinginan kamu. Ohya, sekarang lagi ada promo menarik juga loh yaitu CASHBACK dan HONEYMOON PACKAGE! Untuk informasi lengkapnya, hubungin aja Tresna (+6281312214233), FREE KONSULTASI!!
Ya Allah mba.. Ternyata nasib kita sama, aku jg udh pacaran 9 bln, malah udah proses dokumen nikahan, eh cowoku malah di jodohin sama amaknya, hancur hati aku 😢😢
Ya Allah mba.. Ternyata nasib kita sama, aku jg udh pacaran 9 bln, malah udah proses dokumen nikahan, eh cowoku malah di jodohin sama amaknya, hancur hati aku 😢😢
Ane orang jawa, boleh tidak jika saya menikah dengan orang minang dengan keadaan ayah saya keturunan Lampung
Aku mau sedikit cerita nih? Aku pacaran dengan cwok ku di asli padang papa mama nya asli padang?
Tapi cwok ku skrng kliah dijerman, entah knaoah aku ngrasa pengen mundur ajah gtuh dri segi finansial ajah kita udh berbeda setauku org pdng tuh ngeliat dri segi finansial pendidikan sedangkan saya hanya lulusan skolah SMA saja :-( pas liat baca ini aku jdi smkin pengen mu dur ajah sebelom terlalu jauh tapi bingung :-( klo smua bnr sperti itu jelas saya tidak akan dterima dkluarga pacar sya dri segi apapun
Oiya saya asli sunda tulen asli orang sunda tidak ada campuran mana mana, rasa nya ingin menyerah ajah gtuh :-(
Saya orang minang dn menikah dengan orang jawa...walaupun ortu saya streng tp yg penting si Pria berganggung jawab dn bs menafkahin anaknny scr lahir dn bathin krn ortu sy tdk suka dengan pria yg menompang hidupny dengan wanita...
Nothing is impossible. Selama kita yakin dan bisa meyakinkan keluarga pasangan kenapa enggak? Positif thinking dan tetap semangat adalah kuncinya. Dia yang membolak balikkan hati manusia, minta padaNya
Artinya dia bukan yang terbaik
Adat itu hanya berlaku kalau menikah dengan laki-laki minang.
Sabar ya Mba. Ujian ada untuk orang yang mampu memikulnya. Artinya dia bukan yang terbaik untuk kamu. Tetap berpikir positif.
Tidak ada aturan boleh atau tidak menikah dengan orang minang, ini balik lagi ke keluarga masing2. Dan sekarang orang minang gak selalu harus menikah dengan orang minang juga.
Kalau untuk ukuran kriteria dari keluarga tidak bisa diliat dari sukunya. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya. Kalau anaknya memilih kami, berarti ada kelebihan di diri kamu yang disukainya. Kalau dia serius, dia pasti bisa memperjuangkan kamu di depan keluarganya. Balik lagi ke komitmen kalian berdua dan sejauh mana keseriusan kamu dan dia.
Memang masih banyak orang tua yang stereotype. Tapi banyak juga orang tua yang udah berpikir maju. Gak hanya mikir harta, keturunan, finansial, tapi juga mikir agama, soal ibadah, pendidik cucu2nya nanti.
Post a Comment