Friday, 6 February 2015

Allah, Aku Ingin Cerita

Allah, aku ingin cerita..
Kadang aku ingin sekali bertemu dengan-Mu. Menangis, memeluk, sampai aku tertidur.

Allah, bukankah hidup itu indah?
Seperti lukisan pemandangan yang biasa dilukiskan "aku kecil" dengan dua gunung, jalan raya, dan sawah dikiri kanannya. Damai seperti sungai dengan airnya yang mengalir.

Allah, ketika aku kecil, apakah aku sering menangis? Aku cengeng ya Allah? Seandainya ada videonya mungkin aku bisa malu menontonnya. Betapa cengengnya "aku kecil". Ah, tapi sepertinya tidak. "Aku kecil" seorang yang tidak cengeng. Aku kuat kan Allah? Aku tangguh. Aku mampu mengerjakan banyak hal yang dikerjakan anak laki-laki.

Allah, apa Engkau bosan mendengarkan ceritaku? Aku sering mengeluh ya Allah? Maaf ya Allah, aku terlalu berisik dengan mulutku ini.

Allah, Engkau pasti tau, aku tumbuh menjadi wanita yang kuat, mandiri, menyayangi orang lain, dan tidak gampang menyerah. Tapi mengapa kadang aku masih suka menangis ya Allah? Aku seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya. Aku malu, Ya Allah. Apalagi Engkau melihatku dari sana. Ah, untung tidak ada orang lain yang melihatnya. Simpan ya Allah, ini rahasia kita.

Allah, aku ingin cerita lebih banyak lagi. Apa Engkau masih mau mendengarku Allah?

Allah, kadang aku juga suka cerita sama teman di India sana. Mereka baik sekali, mendengarkan aku yang kadang tidak punya semangat untuk menjalani hariku.  Memberiku semangat yang dikirimkan lewat email dan doa. Mereka seperti keluarga. Engkau pasti tau kan Allah, mereka orang-orang baik yang Engkau kirim saat aku lemah. Sama seperti ibuku. Wanita kuat yang Engkau tugaskan untuk melahirkan aku.

Allah, aku boleh mengeluh tidak? Ah, pasti tidak boleh. Mengeluh itu tidak baik kan Allah? Nanti orang-orang akan melihatku seperti wanita yang mudah patah semangat.

Allah, aku terlalu sering meminta kepada-Mu. Jangan bosan ya Allah, mungkin aku terlalu banyak permintaan. Tapi cukup kita yang tau ya Allah.

Allah, setiap hari aku berdoa, tapi doa yang sama. Aku seperti tidak punya doa lain ya Allah. Aku mengibaratkan berdoa itu seperti mengayuh sepeda ya Allah, suatu saat pasti akan sampai ke tujuannya. Aku mengayuh terus, terus, dan terus. Engkau bantu mendorongnya ya Allah. Terima kasih Allah.

Allah, Engkau melihatku kan Allah? Apa Engkau lagi tersenyum Allah? Pasti lucu melihatku saat ini mengetik surat untuk-Mu dengan mata bengkak, hidung merah dan ingus yang keluar. Hehhe... Jorok ya Allah.

Allah, terima kasih ya, sudah mendengarkan ceritaku. Apa Engkau bisa membalas suratku Allah? Kalau tidak juga tidak apa-apa Allah. Engkau memerhatikan aku saja aku sudah bersyukur ya Allah.
Allah, aku boleh meminta lagi? Aku ingin ibu, ayah, dan nenekku tetap sehat, Allah. Slalu beri mereka kesehatan ya Allah.

Allah, aku melanjutkan tidurku dulu ya. Lindungi aku dalam tidurku. Berkahi aku dengan semua hal baik.

Terima kasih, Allah.


04:05 06/02/2015

No comments: