Seorang Sanguinis yang spontan, lincah dan periang bukan berarti tidak punya perasaan.
Seorang Koleris yang suka petualangan, persuasif, dan percaya diri bukan berarti pula dia terlalu bangga akan diri sendiri.
Seorang Phlegmatis yang ramah, damai, sabar, dan puas dengan keadaannya pun bukan berarti orang yang tidak punya ambisi dan keinginan dalam hidupnya.
Begitu pula seorang Melankolis yang penuh pikiran, setia, tekun, bukan berarti dia tidak bisa menerima sesuatu yang dianggapnya tidak benar.
Tidak ada yang salah dengan "Melankolis yang Sempurna"
Terlahir dengan kepribadian Melankolis Sempurna adalah sebuah hal yang mungkin patut saya syukuri, tetapi juga hal yang harus selalu diperhatikan agar semuanya seimbang.
Tidak semua orang Melankolis punya watak yang benar-benar sama. Karena tingkat melankolis itu berbeda walaupun pada dasarnya sama. Hanya ada satu saya. Dan hanya ada satu anda. Tiap orang itu unik dan punya karakter masing-masing.
Saya memahami diri saya sendiri, bagaimana sifat dan karakter saya. Setiap kepribadian pasti memiliki kekuatan dan kelemahan di dalamnya. Sebagai seorang Melankolis, saya paham ada kekuatan yang yang bisa saya kembangkan, tetapi juga ada kelemahan yang harus saya perjuangkan agar tidak menjadi momok yang membuat saya jatuh.
Melankolis yang Sempurna umumnya orang yang :
- mendalam dan penuh pikiran. Kedalaman untuk melihat ke hati dan jiwa kehidupan.
- analitis. Kemampuan untuk menganalisa dan sampai pada pemecahannya.
- serius dan tekun
- berbakat dan kreatif
- artistik dan musikal
- filosofis dan puitis
- menghargai keindahan
- perasa terhadap orang lain, sensitif
- suka berkorban
- penuh kesadaran
- idealis
Mendalam dan Penuh Pikiran
Seorang Melankolis yang Sempurna adalah seorang introvert, mendalam, penuh pikiran, dan bisa melihat masalah sebelum terjadi (orang lain kadang menilai ini adalah suatu sikap yang terlalu cepat menilai sesuatu). Dia hanya terbuka pada orang yang memang dianggapnya pantas untuk tahu tentang dirinya. Orang Melankolis selalu menginginkan inti persoalan dan menggali kebenaran isinya.
Dalam suatu hubungan, saya biasa melihat suatu masalah yang mungkin memang belum terjadi. Biasanya saya akan mulai menganalisa dan sampai pada kemungkinan yang akhirnya saya sampaikan ke pacar saya. Tetapi pacar saya menganggap saya terlalu cepat menilai dan berpikir negatif. Saya nggak menganggap itu berpikir negatif, tetapi pemikiran itu muncul dari analisa saya dan dengan mempertimbangkan banyak hal ke depan, tidak hanya dari sudut pandang saya sendiri. Saya memikirkan pandangan orang lain, dan juga penilaian orang lain terhadap masalah itu. Tapi pemikiran saya yang mendalam selalu menjadi masalah buat pacar saya. Saya yang dengan ambisi menggebu, dan ingin semuanya serba cepat dan tepat, tidak sabaran, menjadi masalah buat seorang Phlegmatis yang damai, tenang, nrimo, dan sedikit pesimis.
Tertib, Terorganisasi, Teratur, dan Rapi
Dalam hal pekerjaan, kepribadian Melankolis yang Sempurna ini menguntungkan. Karena saya bekerja berorientasi pada jadwal, perfeksionis, detail, dan belum akan berhenti jika belum selesai. Satu hal lagi, saya memikirkan yang mungkin orang lain belum pikirkan.
Melankolis yang Sempurna selalu menginginkan lingkungan yang rapi. Hal ini kadang membuat saya sedikit bossy kalau di rumah. Melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya, adik saya pasti akan kena sasaran dari omelan saya. Dan perintah pun meluncur. Karena buat saya A adalah A, tidak bisa menjadi B. Idealis sekali.
Keteraturan yang terlihat dari orang Melankolis yaitu susuan baju di lemari. Hehhe.. Saya menyusun baju-baju berdasarkan jenisnya dan sangat teratur. Bahkan lipatan pakaian pun persis sama. Hal seperti ini tidak akan terlihat pada seorang Sanguinis.
Perfeksionis
Sedikit banyak hal ini memang ada dalam diri saya. Tetapi bukan berarti saya tidak bisa toleransi terhadap sesuatu. Ketika saya merasa sesuatu layak dilakukan, itu layak dilakukan dengan benar. Tidak menjadi soal secepat apa saya bisa melakukannya, tapi sebaik apa saya melakukannya. Tapi kadang-kadang saya memang gak sabaran, gak bisa ngeliat sesuatu bergerak lamban. Ini perpaduan Melankolis yang sempurna dan Koleris yang kuat dalam diri saya.
Saya memang menginginkan suatu hubungan yang sempurna walaupun tidak ada yang sempurna di dunia ini. Bagi saya, suatu hubungan yang sempurna adalah hubungan yang saling mendukung satu sama lain. Saling terbuka dan saling menutupi kekurangan masing-masing.
Pernah saya jatuh hati pada seorang laki-laki karena saya merasa dia penyayang dan pemikirannya mengimbangi emosi dan pemikiran saya. Saat itu saya hanya berpikir jika kita menjalin hubungan, kita berencana ke depan, saya memikirkan rencana jangka panjangnya, semuanya akan baik-baik saja. Semua kepribadian melankolis saya muncul dalam hubungan ini. Ketika dia tidak bekerja, saya selalu support dia. Memberikan perhatian, memberikan dukungan moril, dan tidak menuntut untuk dapat selalu bertemu. Jika dia tidak memungkinkan untuk ketemu saya, maka saya yang akan menemuinya. Bahkan saya memikirkan beberapa kemungkinan yang terjadi jika kami akan melanjutkan hubungan itu.
Saya mendalam dengan perasaan. Banyak hal yang saya tolerir. Di saat seorang Melankolis yang Sempurna menginginkan pasangan dan keluarga yang ideal, saya berusaha untuk menyempurnakan kekurangan dalam hubungan kami. Di saat seorang wanita meninggalkan kekasihnya karena tidak bekerja sementara usia sudah saatnya untuk berkeluarga, saya membangun mimpi dengan ketiadaan itu.
Semua sisi melankolis saya keluar. Saya yang serius bertemu dengan seorang Phlegmatis yang tenang dan santai membuat saya merasa bergerak lamban sekali dalam hal apapun. Sehingga saya sering menanyakan hal yang mungkin menurut dia simpel dan nggak perlu dibahas berkali-kali. Ini sungguh bikin saya tertekan dengan pikiran sendiri. Seorang Phlegmatis selalu tidak menganggap serius rencana rumit seorang Melankolis.
Semua sisi melankolis saya keluar. Saya yang serius bertemu dengan seorang Phlegmatis yang tenang dan santai membuat saya merasa bergerak lamban sekali dalam hal apapun. Sehingga saya sering menanyakan hal yang mungkin menurut dia simpel dan nggak perlu dibahas berkali-kali. Ini sungguh bikin saya tertekan dengan pikiran sendiri. Seorang Phlegmatis selalu tidak menganggap serius rencana rumit seorang Melankolis.
Disaat yang sama kadang muncul sensitivitas yang tinggi ketika saya merasa apa yang saya lakukan ternyata tidak dihargai seperti apa yang saya pikirkan. Air mata sangat mudah sekali menetes, dan berkali-kali. Memang suatu perjuangan jika mempertahankan hubungan dengan seorang Phlegmatis yang santai dan introvert, yang bahkan kita nggak pernah tau apa yang ada di pikirannya.
Tak hanya Melankolis, saya sadar memiliki sedikit kepribadian Koleris yang Kuat. Sedikit dominan dan bersifat memimpin, aktif. Koleris ini kadang muncul di saat yang tepat, seperti dalam hal pekerjaan. Melankolis mengerjakan dengan sempurna dan sisi Koleris mengerjakannya SEKARANG. Perpaduan yang pas di saat yang tepat tapi kadang terlihat terburu-buru dan nggak sabaran seperti kata pacar saya dulu. Hehhe
Hal yang mungkin kadang tidak disadari oleh seorang Melankolis yaitu mereka juga emosional. Pada tingkat tinggi, mereka lebih tinggi. Pada tingkat rendah, mereka lebih rendah. Jadi terlihat tidak stabil. Pada saat emosi tinggi bisa marah luar biasa hebatnya dan di ambang akhir tiba-tiba menangis. Itulah saya.
Pernah suatu hari saya melihat pacar saya berbalas komen di social media dengan seorang perempuan. Komen itu seperti mereka kenal dekat dan perempuan itu seolah mengarah kepada ketertarikannya pada pacar saya. Hal itu membuat saya marah dan emosi, saya merasa sudah terkhianati. Pacar saya yang Phlegmatis menganggap itu hal yang biasa dan simpel. Karena buat dia itu bukan hal yang serius yang harus dipikirkan, karena dia merasa tidak ada yang salah dengan hanya berbalas komen. Tapi buat seorang Melankolis yang sempurna itu akan jadi beban pikiran, mendalam, dan akhirnya jadi tertekan, emosi meluap dan saya menangis.
Begitulah kepribadian seorang Melankolis yang sempurna dengan sedikit sentuhan Koleris yang kuat. SAYA. Dapat disimpulkan saya itu orang yang mendalam, pemikir, serius, sensitif, agak emosional, perfeksionis tapi tetap ada toleransi, suka berkorban, perhatian, belas kasihan, terperinci dan ekonomis, suka menyimpan kenangan bahkan inget tanggalnya, bisa mengingat persis suatu kejadian, menginginkan pasangan yang ideal, dan sejujurnya agak sulit untuk memaafkan jika tersakiti.
Yakinlah tidak ada yang salah dengan Melankolis yang sempurna.
Tidak juga dengan Sanguinis yang populer, Koleris yang kuat, dan Phlegmatis yang damai. Seharusnya semua itu saling melengkapi.
See you on my next post
Hal yang mungkin kadang tidak disadari oleh seorang Melankolis yaitu mereka juga emosional. Pada tingkat tinggi, mereka lebih tinggi. Pada tingkat rendah, mereka lebih rendah. Jadi terlihat tidak stabil. Pada saat emosi tinggi bisa marah luar biasa hebatnya dan di ambang akhir tiba-tiba menangis. Itulah saya.
Pernah suatu hari saya melihat pacar saya berbalas komen di social media dengan seorang perempuan. Komen itu seperti mereka kenal dekat dan perempuan itu seolah mengarah kepada ketertarikannya pada pacar saya. Hal itu membuat saya marah dan emosi, saya merasa sudah terkhianati. Pacar saya yang Phlegmatis menganggap itu hal yang biasa dan simpel. Karena buat dia itu bukan hal yang serius yang harus dipikirkan, karena dia merasa tidak ada yang salah dengan hanya berbalas komen. Tapi buat seorang Melankolis yang sempurna itu akan jadi beban pikiran, mendalam, dan akhirnya jadi tertekan, emosi meluap dan saya menangis.
Begitulah kepribadian seorang Melankolis yang sempurna dengan sedikit sentuhan Koleris yang kuat. SAYA. Dapat disimpulkan saya itu orang yang mendalam, pemikir, serius, sensitif, agak emosional, perfeksionis tapi tetap ada toleransi, suka berkorban, perhatian, belas kasihan, terperinci dan ekonomis, suka menyimpan kenangan bahkan inget tanggalnya, bisa mengingat persis suatu kejadian, menginginkan pasangan yang ideal, dan sejujurnya agak sulit untuk memaafkan jika tersakiti.
Yakinlah tidak ada yang salah dengan Melankolis yang sempurna.
Tidak juga dengan Sanguinis yang populer, Koleris yang kuat, dan Phlegmatis yang damai. Seharusnya semua itu saling melengkapi.
See you on my next post
9 comments:
Adalah hal yang masuk akal bagiku saat aku mulai tertekan dalam suatu kondisi, saat aku mulai merasa terganggu ketika ia mengenakan pakaian terbuka, saat aku mulai terancam ketika orang2 memperhatikannya, saat aku mulai cemburu ketika orang2 mulai medatanginya, mendekatinya, mengenalnya, berbicara dengannya, saat aku mulai gundah ketika aku menututup mata di tengah malam sementara aku berharap hal2 negatif yang terus menerus mengganggu pikiranku ttg dia dalam dunia malamnya... Sementara sedikitpun aku tidak dapat berbuat apa2 utk memperbaiki keadaan yg seperti itu. Karena kesadaranku, bahwa aku pun tak dapat merubahnya. Dia menyenangi hal itu. Aku berharap dia sadar dan mengerti betapa aku sangat terganggu dengan hal itu, dan dia bisa membuat aku utk tidak merasakan itu lagi, supaya aku menjalani hidupku bersamanya dengan tenang.
@anonymous 👍👍
Melankolis-Koleris emang serius banget ya hidupnya..Hehe. Saya juga melankolis banget mbak, tapi sanguinnya lumayan dominan jg.. Kalau sama temen2 saya dikenal sebagai pribadi yg serius/jaim tapi konyol. Idealis tapi sengklek2 gitulah..Hehe. Jadi "perjuangan" hidup saya selama ini sih lebih banyak kayak konflik batin krn merasa kepribadian saya spt bertentangan. Tapi setelah memahami, saya jd cinta bgt sama diri saya sendiri karena merasa unik. Sekarang saya menyebut kepribadian saya itu 'Idealist-Playful'..Hehe. Btw, kalau dilihat dari tipe kepribadian, kayaknya sih kita cocok mbak..wkwkwk
Haii...
Mas atau mbak ya.. anonym, jadi ga bisa disapa namanya nih.
"Melankolis-Koleris emang serius banget ya hidupnya" => banyak yang berpikiran begini. Tapi ga sepenuhnya serius juga, cuma kadang sangat hati-hati menempatkan diri, sehingga terlihat slalu serius. So far sih masih bisa becanda. hehe.. Sepertinya kepribadian kita emang cocok. Mungkin sesekali kita bisa sharing. hehe
Haii kak, saya juga melankolis. Banyak berpikir entah kenapa setiap masalah salalu saya pahami betul-betul masalah itu. Saya yang berpikir kritis, emosi dan tegas membuat teman saya agak risih dgn sikap saya. Tapi saya fine dgn pendapat mereka. Saya mencintai diri saya, karena saya merasa saya sangat ideal, hehe. Sikap saya dan kepribadian saya.
Haii kak, saya juga melankolis. Banyak berpikir entah kenapa setiap masalah salalu saya pahami betul-betul masalah itu. Saya yang berpikir kritis, emosi dan tegas membuat teman saya agak risih dgn sikap saya. Tapi saya fine dgn pendapat mereka. Saya mencintai diri saya, karena saya merasa saya sangat ideal, hehe. Sikap saya dan kepribadian saya.
Hai... Salam.
Aku orangnya mudah tersinggungan, suka gelisah tanpa sebab, temperamen, suka menunda-nunda pekerjaan, gak bisa berinisiatif buat memulai percakapan, paling takut kalau di kritik, takut juga kalau dimanfaatin sama orang lain, suka dengan perdebatan tapi disisi lain lebiih memilih buat mengalah, suka ngatur orang lain, over thinking, sering merasa terasing jikalau di keramaian, suka menyendiri, selalu menetapkan standar yang tinggi, kalau mengerjakan sesuatu pokoknya harus selalu berbeda dengan kebanyakan orang (gak mau kalau sama), lumayan idealis, logis juga orangnya, hanya mau mengerjakan sesuatu yang saya sukai doang (kalau tidak saya suka gak mau mengerjakan), kalau bicara blak-blakan, suka menasehati orang lain, paling benci kalau diatur dan disuruh2, gak mudah percaya dengan perkataan orang yang tanpa menggunakan dasar saat bicara.
Pertanyaannya kira-kira aku masuk ke tipe yang mana? apakah melankolis, koleris, sanguinis, atau phlegmatis?
tolong di jawab ya. terimakasih.
Melankolis - koleris mas. Meresapi perasaan banget, tapi suka keras sama orang lain. Tegas, tapi kadang jadi ngatur orang lain. Melankolis tapi kolerisnya kuat banget.
Kadang kita merasa diri kita nyaman dengan sikap sendiri. Tapi orang lain risih dan mungkin ada yanh gak suka. Karena kita hidup butuh bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, jadi sebaiknya dikit-dikit bisa dikurangi sikap kita yang idealis. Bukan berarti melepaskan prinsip, tapi lebih menurunkan ego untuk merasa "saya yang benar". Biar hidup lebih balance. It's my opinion.
Post a Comment