Melengkapi postingan sebelumnya..
Semarang...
Memang punya cerita.
Jalan-jalan ke Semarang memang cukup menyenangkan. Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi. Tapi nggak semuanya ditulisin disini :))
Memang punya cerita.
Jalan-jalan ke Semarang memang cukup menyenangkan. Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi. Tapi nggak semuanya ditulisin disini :))
Jalan-jalan ke Semarang, start from Jakarta.
Let's go!!
Perjalanan ini menggunakan transportasi darat. Kereta eksekutif dari Stasiun Gambir, kereta ekonomi dan bisnis dari Stasiun Senen. Naik kereta eksekutif dengan harga tiket berkisar sekitar 350.000, fasilitasnya yaitu AC dan selimut. Berangkat dengan kereta malam (ahayy.. ini bukan lagu dangdut ya), sampai di Semarang subuh.
And... Go!!!
Lawang Sewu
Lawang Sewu ini merupakan bangunan Belanda yang terkenal banget, nggak cuma di Semarang, tapi juga di Indonesia dan luar negeri. Dari namanya, kita tau bangunan ini berarti memiliki seribu pintu, walaupun sebenarnya pintunya nggak sampai seribu. Hanya saja bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu. Bangunan ini oleh Belanda disebut Wilhelminaplain. Dilihat dari luar, Lawang Sewu memang menarik. Maklum, salah satu bangunan kuno dan bersejarah yang masih dilestarikan di Indonesia.
Bangunan yang terletak di Jalan Pemuda, bundaran Tugu Muda kota Semarang ini dulunya adalah kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Setelah kemerdekaan, bangunan megah ini digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Pernah juga digunakan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Dulu, pada masa perjuangan saat Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945), gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai Jepang. Maka Pemerintah Kota Semarang menetapkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Bangunan utama Lawang Sewu berupa bangunan tiga lantai dengan sayap membentang di bagian kanan dan kiri. Jika masuk dari bangunan utama, akan ditemukan tangga menuju lantai dua.
Bagian depan Lawang Sewu (foto diambil dari lantai 2) |
Lawang Sewu (2013)
Mari kita lihat bagian dalam Lawang Sewu.
Wastafel di lantai 1
Pintu menuju ruang pendingin
Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Masuk lebih dalam lagi, aura mistis mulai dirasakan. Spooky. Bagian dalam Lawang Sewu ini dulunya merupakan ruangan pendingin yang mengalirkan udara sejuk ke ruangan di atasnya. Pada masa penjajahan Jepang, ruangan ini digunakan sebagai penjara. Ada penjara jongkok dan penjara berdiri.
1. Penjara Jongkok
Pada zaman penjajahan Jepang, lima sampai sembilan orang dimasukan dalam sebuah kotak sekitar 1,5 x 1,5 meter dengan tinggi sekitar 60 cm. Mereka jongkok berdesakan dan 'kolam' tersebut diisi air seleher kemudian ditutup terali besi sampai mereka semua mati. Dalam setiap ruangan terdapat 16 penjara jongkok. Ada 8 ruangan di bagian kanan dan 8 di bagian kiri.
2. Penjara Berdiri
Karena banyaknya orang yang ditangkap oleh Jepang, maka mereka membuat tempat penyiksaan baru. Lima sampai enam orang dimasukkan dalam sebuah kotak sekitar 60 cm x 1 meter. Mereka berdiri. Kotak tersebut ditutup pintu besi sampai mereka semua mati.
Mereka yang di penjara ini hanya diberi waktu seminggu. Jika dalam seminggu mereka masih hidup, maka kepala mereka dipengggal dalam ruangan khusus. Pada ruangan ini terdapat bak pasir untuk mengumpulkan mayat mereka. Lalu semua mayat itu dibuang ke kali kecil yang terletak disebelah gedung tersebut.
Sorry teman-teman, gue nggak ngambil foto pada bagian ini. Selain gelap, gue juga nggak berani. Spooky banget. Hehhe. Gelap, digenangi air, lembab, dan spooky. Itulah gambaran dari gue. Dan mengitari ruangan ini harus menggunakan sepatu boot. Kebayang kan gimana kondisinya.
Mari menuju lantai tiga. Ruangan lantai tiga ini dulunya merupakan tempat pertemuan dan tempat dansa para karyawan ketika mengadakan pesta. Lantai tiga ini penuh dengan kayu-kayu ulin yang masih kokoh berdiri. Terlihat seperti bagian lambung kapal yang terbalik. Terdapat jendela dan saluran sirkulasi udara. Ketika di gunakan TNI sebagai markas, dasar di lantai tiga yang dulunya kayu dirubah menjadi semen dan dijadikan lapangan badminton.
Lapangan badminton di lantai tiga
Sepertinya Lawang Sewu sudah diulas banyak disini. Mari kita lanjut ke destinasi berikutnya.
Museum Kereta Api Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa adalah salah satu bukti sejarah yang dulunya merupakan Stasiun Kereta Api pada zaman penjajahan Belanda. Disini terdapat kereta uap buatan Maschinenfabriek Esslingen dan Hannoversche Maschinenbau AG. Sekarang kereta-kereta ini masih bisa dioperasikan sebagai kereta wisata.
Dulunya kereta dri stasiun ini beroperasi menuju beberapa daerah sekitar. Jalur menuju Yogyakarta disebut jalur selatan dan jalur Kedungjati disebut jalur utara. Museum Ambarawa saat ini melayani kereta wisata Ambarawa-Bedono dan lori Ambarawa-Tuntang. Kereta wisata Ambarawa-Bedono dikenal dengan Ambarawa Railway Mountain Tour. Wisata ini melewati keindahan alam seperti lembah yang hijau antara Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Harga tiket kereta wisata ini adalah Rp. 50,000.00 per orang dan lori Rp. 10,000.00 per orang.
Salah satu lokomotif yang ada di Museum Ambarawa dapat dilihat pada foto di bawah. Lokomotif ini sudah tidak digunakan lagi.
Lokomotif
Stasiun Kereta Api Ambarawa
Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo ini adalah bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Badungan, Semarang. Persisnya di lereng Gunung Ungaran. Sesuai namanya, disini terdapat sembilan candi. Lokasi sembilan candi ini tersebar di lereng gunung. Untuk menuju Candi Gedong Songo ini membutuhkan waktu 40 menit dari kota Ambarawa, dan 10 menit dari objek wisata Badungan.
Pegunungan Mengitari Candi Gedong Songo |
Candi Gedong V |
Untuk mengelilingi kawasan candi ini bisa dengan berjalan kaki, tetapi memang melelahkan. Karena jalanannya tentu saja mendaki dan menurun. Bagi yang tidak mau cape atau hanya punya sedikit waktu bisa mengelilingi candi ini dengan berkuda. Disini terdapat penyewaan kuda yang sudah terorganisir. Hanya dengan tarif Rp. 50.000 per orang bisa berkeliling dengan kuda dan tentu saja dengan guide. Guide ini tidak mematok harga, jadi kita bisa kasih tips berapapun kita mau.
Berkuda di Area Candi Gedong Songo |
Recommended. Satu kata yang pantas untuk menggambarkan tempat ini.
Selamat menikmati liburan di Semarang. Semoga info ini bermanfaat.