Monday, 5 May 2014

Semarang Punya Cerita


Melengkapi postingan sebelumnya.. 

Semarang...
Memang punya cerita.
Jalan-jalan ke Semarang memang cukup menyenangkan. Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi. Tapi nggak semuanya ditulisin disini :))
Jalan-jalan ke Semarang, start from Jakarta.
Let's go!!
Perjalanan ini menggunakan transportasi darat. Kereta eksekutif dari Stasiun Gambir, kereta ekonomi dan bisnis dari Stasiun Senen. Naik kereta eksekutif dengan harga tiket berkisar sekitar 350.000, fasilitasnya yaitu AC dan selimut. Berangkat dengan kereta malam (ahayy.. ini bukan lagu dangdut ya), sampai di Semarang subuh.

And... Go!!!

Lawang Sewu
Lawang Sewu ini merupakan bangunan Belanda yang terkenal banget, nggak cuma di Semarang, tapi juga di Indonesia dan luar negeri. Dari namanya, kita tau bangunan ini berarti memiliki seribu pintu, walaupun sebenarnya pintunya nggak sampai seribu. Hanya saja bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu. Bangunan ini oleh Belanda disebut Wilhelminaplain. Dilihat dari luar, Lawang Sewu memang menarik. Maklum, salah satu bangunan kuno dan bersejarah yang masih dilestarikan di Indonesia.
Bangunan yang terletak di Jalan Pemuda, bundaran Tugu Muda kota Semarang ini dulunya adalah kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Setelah kemerdekaan, bangunan megah ini digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Pernah juga digunakan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Dulu, pada masa perjuangan saat Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945), gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai Jepang. Maka Pemerintah Kota Semarang menetapkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Bangunan utama Lawang Sewu berupa bangunan tiga lantai dengan sayap membentang di bagian kanan dan kiri. Jika masuk dari bangunan utama, akan ditemukan tangga menuju lantai dua.

Bagian depan Lawang Sewu (foto diambil dari lantai 2)


Lawang Sewu (2013)

Mari kita lihat bagian dalam Lawang Sewu.


Wastafel di lantai 1


Pintu menuju ruang pendingin


Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Masuk lebih dalam lagi, aura mistis mulai dirasakan. Spooky. Bagian dalam Lawang Sewu ini dulunya merupakan ruangan pendingin yang mengalirkan udara sejuk ke ruangan di atasnya. Pada masa penjajahan Jepang, ruangan ini digunakan sebagai penjara. Ada penjara jongkok dan penjara berdiri.

1. Penjara Jongkok
Pada zaman penjajahan Jepang, lima sampai sembilan orang dimasukan dalam sebuah kotak sekitar 1,5 x 1,5 meter dengan tinggi sekitar 60 cm. Mereka jongkok berdesakan dan 'kolam' tersebut diisi air seleher kemudian ditutup terali besi sampai mereka semua mati. Dalam setiap ruangan terdapat 16 penjara jongkok. Ada 8 ruangan di bagian kanan dan 8 di bagian kiri. 

2. Penjara Berdiri
Karena banyaknya orang yang ditangkap oleh Jepang, maka mereka membuat tempat penyiksaan baru. Lima sampai enam orang dimasukkan dalam sebuah kotak sekitar 60 cm x 1 meter. Mereka berdiri. Kotak tersebut ditutup pintu besi sampai mereka semua mati.

Mereka yang di penjara ini hanya diberi waktu seminggu. Jika dalam seminggu mereka masih hidup, maka kepala mereka dipengggal dalam ruangan khusus. Pada ruangan ini terdapat bak pasir untuk mengumpulkan mayat mereka. Lalu semua mayat itu dibuang ke kali kecil yang terletak disebelah gedung tersebut. 

Sorry teman-teman, gue nggak ngambil foto pada bagian ini. Selain gelap, gue juga nggak berani. Spooky banget. Hehhe. Gelap, digenangi air, lembab, dan spooky. Itulah gambaran dari gue. Dan mengitari ruangan ini harus menggunakan sepatu boot. Kebayang kan gimana kondisinya.

Mari menuju lantai tiga. Ruangan lantai tiga ini dulunya merupakan tempat pertemuan dan tempat dansa para karyawan ketika mengadakan pesta. Lantai tiga ini penuh dengan kayu-kayu ulin yang masih kokoh berdiri. Terlihat seperti bagian lambung kapal yang terbalik. Terdapat jendela dan saluran sirkulasi udara. Ketika di gunakan TNI sebagai markas, dasar di lantai tiga yang dulunya kayu dirubah menjadi semen dan dijadikan lapangan badminton.

Lapangan badminton di lantai tiga

Sepertinya Lawang Sewu sudah diulas banyak disini. Mari kita lanjut ke destinasi berikutnya.


Museum Kereta Api Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa adalah salah satu bukti sejarah yang dulunya merupakan Stasiun Kereta Api pada zaman penjajahan Belanda. Disini terdapat kereta uap buatan Maschinenfabriek Esslingen dan Hannoversche Maschinenbau AG. Sekarang kereta-kereta ini masih bisa dioperasikan sebagai kereta wisata. 

Dulunya kereta dri stasiun ini beroperasi menuju beberapa daerah sekitar. Jalur menuju Yogyakarta disebut jalur selatan dan jalur Kedungjati disebut jalur utara. Museum Ambarawa saat ini melayani kereta wisata Ambarawa-Bedono dan lori Ambarawa-Tuntang. Kereta wisata Ambarawa-Bedono dikenal dengan Ambarawa Railway Mountain Tour. Wisata ini melewati keindahan alam seperti lembah yang hijau antara Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Harga tiket kereta wisata ini adalah Rp. 50,000.00 per orang dan lori Rp. 10,000.00 per orang.

Salah satu lokomotif yang ada di Museum Ambarawa dapat dilihat pada foto di bawah. Lokomotif ini sudah tidak digunakan lagi.

Lokomotif

Stasiun Kereta Api Ambarawa


Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo ini adalah bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Badungan, Semarang. Persisnya di lereng Gunung Ungaran. Sesuai namanya, disini terdapat sembilan candi. Lokasi sembilan candi ini tersebar di lereng gunung. Untuk menuju Candi Gedong Songo ini membutuhkan waktu 40 menit dari kota Ambarawa, dan 10 menit dari objek wisata Badungan.

Pegunungan Mengitari Candi Gedong Songo
 Salah satu candi yang ada di kawasan lereng Gunung Ungaran dapat dilihat pada foto di bawah ini.
Candi Gedong V
Untuk mengelilingi kawasan candi ini bisa dengan berjalan kaki, tetapi memang melelahkan. Karena jalanannya tentu saja mendaki dan menurun. Bagi yang tidak mau cape atau hanya punya sedikit waktu bisa mengelilingi candi ini dengan berkuda. Disini terdapat penyewaan kuda yang sudah terorganisir. Hanya dengan tarif Rp. 50.000 per orang bisa berkeliling dengan kuda dan tentu saja dengan guide. Guide ini tidak mematok harga, jadi kita bisa kasih tips berapapun kita mau.

Berkuda di Area Candi Gedong Songo

Recommended. Satu kata yang pantas untuk menggambarkan tempat ini.
Selamat menikmati liburan di Semarang. Semoga info ini bermanfaat.

Sunday, 2 March 2014

Panggilan Sayang Buat Pacar

Hola....
Yang baru jadian mana suaranya???
Biasanya yang baru jadian pada nyariin panggilan sayang neh buat pacarnya. Susah-susah gampang sih emang. Buat orang yang gak ribet bisa aja manggil ade/dede & abang/mas/aa. Tapi buat sebagian orang pengennya panggilan sayang buat pacar tuh yang beda. Buat referensi aja neh, mana tau ada yang lagi bingung nyari panggilan sayang buat pacarnya.

Panggilan Biasa
Panggilan seperti ade/dede/neng dan abang/mas/aa adalah panggilan yang biasa kita denger. Kalau menurut gue sih panggilan ini yang umum digunakan. Panggilan mas/abang/aa lebih bermakna menghargai sih kalau menurut gue.

Panggilan Tren
Panggilan ini tren banget di kalangan anak muda. Mulai dari abege sampe om & tante (maksudnya yang umurnya berkisar 30an). Contohnya ayank, yank, baby, beb, bebeb, cinta, honey, darling.

Panggilan Sesuai Fisik
Panggilan sesuai fisik maksudnya bukan menghina juga. Tapi kadang bentuk ungkapan sayang. Bisa Ndut, buat yang pacarnya gendut. Atau Ucil buat yang pacarnya kecil dan imut. Kadang juga ada yang manggil Idung, mungkin pacarnya punya hidung yang pesek/mancung/besar. Hehe.. Kadang lucu juga kalau denger orang yang manggil pacarnya begini.

Panggilan Sesuai Kesukaan/Hobby
Panggilan ini lebih spesifik. Seperti pinky, buat yang cewenya suka warna pink. Atau kuya buat yang pacarnya suka kura-kura. Gue pernah denger juga ada yang manggil  brown, pooh, minnie, dan tokoh kartun lainnya. Yang manggil begini kesannya sangat mendalami karakter pasangannya. Tapi gak tau juga sih. Panggilan kan gak bisa mengukur seberapa besar seseorang mengenal pacarnya, tapi kalau panggilan begini artinya dia tau kesukaan pasangannya.

Sedikit cerita aja, gue punya pengalaman lucu neh sama mantan. Waktu masih pacaran kan dia manggil "ay", gue manggil "yank". Gak pernah manggil mas. Gak nyari-nyari juga sih, refleks aja manggil begitu. Jadi waktu itu pas abis nonton, gue ke toilet. Keluar dari toilet, gue liat dia jalan ke arah lobby. Jaraknya lumayan jauh neh. Gue niat manggil. Tapi bingung mo manggil apa. Masalahnya mba-mba yang jaga pintu ada beberapa orang. Masa gue treak-treak "yank... yank...". Malu juga sih. Lagian bisa aja tar yang nengok cowok lain yang ngira pacarnya manggil. Sebenernya sih gak banyak orang juga waktu itu. Tapi karena malu aja treak-treak "yank". Akhirnya gue manggil "Mas Teguh" (namanya Teguh). Kaku manggil begitu. Jadi suara gue antara ada dan tiada manggilnya. Hahaha... Sekali gak nengok. Panggil lagi, sampe tiga kali baru nengok. Hadeh.. gak ngeh juga kali yah namanya dipanggil *tepokjidat*

Nah sama pacar yang sekarang beda lagi. Sebelum jadian manggilnya biasa, aku kamu. Tapi dia gak pernah bilang "kamu" sama gue. Pasti manggil nama. Beda umur sekitar 4 tahun sebenernya bikin gue gak nyaman juga manggil "kamu". Walaupun belum jadian alias masih temenan. Gue ngerasa "kamu" itu gak menghargai dia yang lebih tua dari gue aja. Tapi karena gue pernah nanya manggilnya gimana dan dia jawab panggil nama aja, ya jadilah gue pake "kamu".

Dan... setelah jadian, makin gak enak donk gue pake "kamu". Gak menghargai banget kesannya. Sementara dia manggil pake nama, ga pernah "kamu". Maka terjadilah uji coba. Hahaha... lucu juga sih. Gue panggil "yank" rasanya ga enak aja. "Ay" dianya gak mau, kesannya alay. Panggil ayank, beb, rasanya ga enak juga di lidah. Hahaha.. Akhirnya gue coba manggil mas. Dan terakhir jadilah Maskie (namanya Kikie). Si Maskie masih tetep panggil nama. Dan gak lama abis itu, kembalilah kita ber "yank yank" ria. :D
Jadi kalau bbm atau sms gue kadang manggil Maskie, kadang yank. Suka-suka gue. Dianya juga gitu. Kalau gue bbm "Maskie..." jawabnya pasti "Iya syg". Hadeh.. muka gue merah-merah gimana gitu. Hahaha... Smoga aja yang digosipin disini gak baca blog gue. Hehhe..

Friday, 10 January 2014

Hopping 3 Island - Kelor, Onrust, Cipir

Pulau adalah salah satu tempat tujuan wisata, tempat melepas penat, ataupun tempat menyalurkan bakat fotografi dan lainnya. Kepulauan Seribu adalah salah satu dari sekian banyak tempat wisata yang sering dikunjungi. Disini ada Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Bidadari, Pulau Pramuka, Pulau Harapan, Pulau Kelor, Pulau Onrust, Pulau Cipir, dll. Ada beberapa pulau yang sering dijadikan tempat untuk tujuan diving dan snorkling.
Tapi disini saya hanya akan share 3 pulau terakhir yaitu Pulau Kelor, Pulau Onrust, dan Pulau Cipir. Pulau-pulau ini berjarak lumayan dekat sehingga bisa dikunjungi dalam satu hari.


1. Pulau Kelor

Pulau Kelor ini bisa dicapai dalam waktu 30 menit perjalanan dari Dermaga Muara Kamal. Menggunakan perahu dari Muara Kamal, melewati Pulau Bidadari, maka sampailah di pulau yang indah ini.

Pantai di Pulau Kelor
 
Pulau Kelor ini menyimpan bukti sejarah penjajahan Belanda yaitu sebuah galangan kapal dan Benteng Mortello, benteng pertahanan yang dibangun oleh VOC untuk menghadapi serangan Portugis pada abad ke 17.

Lingkungan di Pulau Kelor saat ini sudah direnovasi untuk sekedar memperbaharui sehingga tampak lebih terawat. Pantai dan benteng di Pulau Kelor ini kerap dijadikan tempat untuk foto pre wedding. Bahkan artis Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto melaksanakan pernikahan mereka di pulau ini. 

Benteng Mortello
 
Pose di benteng Mortello
 
Pulau ini memang cocok dijadikan salah satu tujuan wisata pulau di list Anda. Bagi yang tidak memiliki waktu libur yang panjang, tempat ini cocok banget. Sekedar untuk memberikan kesegaran pada mata yang setiap hari melihat kemacetan kota. 


2. Pulau Onrust

Pulau Onrust ini merupakan pulau sejarah karena menyimpan banyak sejarah pada zaman penjajahan Belanda. Disini terdapat makam orang Belanda yang datang ke Indonesia waktu itu dan meninggal disini. Pada waktu itu rata-rata orang Belanda meninggal setelah 10 tahun disini. Bukan karena apa-apa, tetapi daya tahan tubuh mereka tidak siap menghadapi perubahan iklim dari negeri mereka ke Indonesia yang beriklim tropis. 

Salah satu makam yang cukup dikenal yaitu makam Maria Van De Veldes yang meninggal pada usia muda. Konon katanya ada yang pernah melihat penampakan seorang wanita di makam ini. Seorang wanita bergaun putih yang menurut cerita orang-orang sedang menunggu kekasihnya.

Makam Maria Van De Veldes
Di Pulau Onrust ini banyak pepohonan rindang, diselingi sisa reruntuhan bangunan Belanda.


3. Pulau Cipir

Pulau ini terletak tak jauh dari Pulau Onrust. Di pulau ini terdapat sisa reruntuhan bangunan Rumah Sakit.

Sisa bangunan Rumah Sakit
Pada zaman Belanda, jemaah haji yang baru kembali dari tanah suci pertama kali turun di Pulau Cipir. Jemaah haji ini akan diperiksa satu persatu. Jika mereka membawa bibit penyakit menular, mereka akan dikarantina di Pulau Cipir. Bagi mereka yang dinyatakan sehat akan dibawa ke Pulau Onrust. Pulau dengan pasir putih ini sering juga disebut Pulau Kahyangan atau Pulau Nirwana. Di ujung Pulau Cipir terdapat beberapa pondasi Jembatan Ponton. Jembatan ini diperkirakan telah ada sejak tahun 1911. Jika air laut sedang surut, Anda bisa menyaksikan susunan batu bata merah yang tersusun menjadi bangunan pondasi dermaga kecil yang dulunya digunakan untuk menerima kedatangan para jemaah haji yang akan dikarantina di pulau ini.

Susunan batu bata Jembatan Ponton
 
Sekian dulu ulasan 3 pulau yang recommended untuk dikunjungi. Di lain waktu saya akan membahas tempat tujuan wisata menarik lainnya.

Salam traveller!!!