Bbm yang menggoda, secara gue belum pernah ke Semarang.
"Oke." Jawaban yang mantap.
Setelah itu mulailah temen gue browsing jadwal kereta Jakarta - Semarang. Gue minta jadwal terakhir, karena gak mungkin gue bisa ninggalin kerjaan sore-sore alias balik tenggo. Dan akhirnya tiketpun di tangan (tangan temen gue maksudnya).
Jumat malam biasanya jalanan macet. Gue buru-buru naek ojek ke kosan, ngambil backpack dan langsung caw menuju Stasiun Gambir.
Karena kondisi badan lagi gak fit, di kereta gue minum obat trus tidur.
03.30 dinihari - Stasiun Tawang
Welcome to Semarang.
Sampe di Semarang kami disambut banjir. Semarang diguyur hujan dari jam 8 malam. Akibatnya banjir dimana-mana. Kami dijemput di perempatan. Butuh usaha untuk sampai ke perempatan yang dimaksud, karena banjir mencapai dengkul. Di bagian tertentu malah mencapai paha. Mau gak mau kami naik becak.
Akhirnya sampai juga di perempatan. Temen gue udah nungguin dan kita langsung menuju penginapan.
Sepertinya tidur emang satu-satunya hal yang ada di otak gue saat ini. Setelah bersih-bersih gue langsung tidooor.
09.00 pagi - My Zone Hotel
Mandi, rapi-rapi, sarapan, and go to Lawang Sewu.
Naik angkot, trus lanjut naik minibus, akhirnya sampe juga di Lawang Sewu. Masuk dengan harga tiket 10.000 dan guide 30.000 (hampir setengah wajib untuk pake guide. Mba yang jaga loket tiket agak sedikit memaksa) bisa sepuasnya mengelilingi Lawang Sewu, termasuk ruang bawah tanahnya. Hanya saja untuk masuk ruang bawah tanah harus pake boots, karena airnya lumayan tinggi pada bagian tertentu.
Lawang Sewu |
Foto-foto di area luar bangunan sangat menarik dengan latar gedung seribu pintu ini. Yuuuk masuk...
Bangunan terdekat yaitu toilet. Toilet pada zaman itu ternyata sudah cukup bagus. Ada wastafel dan penyaluran airnya pun sudah bagus. Seperti yang kita gunakan saat ini.
Pindah ke gedung utama, ada ruang kerja para pegawai, lanjut ke atas, terus terakhir ruang bawah tanah. Penjara dan tempat pembantaian oleh tentara Jepang. Ruangan itu dipenuhi air, mulai dari semata kaki sampe sedengkul.
Puas muter-muter di Lawang Sewu, perut terasa lapar mahadahsyat. Kamipun jalan menuju Toko Oen yang katanya terkenal di Semarang. Toko dengan gaya bangunan Belanda ini memang tampak menarik setelah kita masuk. Ada spot jualan kue-kue kering seperti soes kering, kue mentega dan kue-kue lain yang gue gak tau namanya. Intinya kue-kue yang sudah cukup dikenal dari zaman Belanda. Dan yang paling dicari disini yaitu Ice Cream. Ada yang datang kesini cuma buat makan es krim-nya doank. Gila yah...
Setelah makan, gue caw balik ke hotel. Mandi, bersih-bersih, dandan and..... Go to the party.. Hahaha.. Acara ngunduh mantu lebih tepatnya.
Di Acara Ngunduh Mantu Ira - Teddy |
Vina House jadi pilihan mengantin untuk acara ngunduh mantu ini. Tempatnya cukup bagus dengan bangunan layaknya rumah sendiri. Tetapi di dalam cukup luas. Cukup menampung para undangan yang lumayan banyak.
Let's kembali ke hotel...
Istirahat dan bermimpi indah (lebay mode on).
09.00 pagi. Hari terakhir di Semarang.
Berbekal peta dan mulut (baca: nanya-nanya) kami naik angkot dilanjutkan dengan mini bus menuju Museum Kereta Api. Panas menyengat banget waktu gue jalan kaki masuk gang yang menuju ke museum-nya. Bener-bener dah panasnya Semarang.
Museum Kereta Api lumayan juga buat foto-foto. Ada stasiunnya, alat cetak tiket jaman dulu banget, plus kereta-kereta yang udah ga ditemuin lagi di jaman sekarang. Alias gak beroperasi lagi. Puas.
Salah satu lokomotif di Museum Kereta Api |
Belum cukup rasanya kalo belum berkunjung ke Candi Gedong Songo. Ada 9 candi yang letaknya berjauhan. Demi menghemat waktu dan tenaga, kami keliling candi naik kuda. Lumayan, dengan bayar 50.000/orang bisa keliling candi yang jalannya naik turun. Sialnya di tengah jalan, hujan turun. Kami harus neduh dulu. Untungnya gak berapa lama hujannya mulai reda. Walau masih nyisain gerimis. Kami nekat buat lanjutin perjalanan di tengah gerimis. Takut gak keburu balik ke hotel. Kan mau balik ke Jakarta lagi.
Kunjungan Museum Kereta Api dan Candi Gedong Songo berakhir. Saatnya kembali ke habitat. Buru-buru balik ke hotel ngambil barang, langsung menuju stasiun. Eh, mampir dulu beli oleh-oleh. Lumpia dan Bandeng presto khas Semarang.
Dan terakhir, meringkuk kedinginan di bangku kereta ekonomi AC.
Hal yang baru pertama gue lihat di kereta, banyak yang tidur di bawah, di jalan antar bangkunya. Dengan alas kardus atau koran, mereka bisa tidur enak, dan membiarkan bangkunya kosong.
Jalan-jalan berakhir. Tujuan utama tercapai, menghadiri acara ngunduh mantu dan jalan-jalanpun terlaksana.
Comeback
Welcome to the jungle (again)
Smile :)
See u on next post