Wednesday, 3 June 2015

Trip To Dieng

Perjalanan kali ini mengarah ke Jawa Tengah. Ikut trip "Sunrise at Dieng" dengan Kili-kili Adventure tanggal 2 April 2015.
Bingung mau bawa apa? Ini nih yang harus disiapkan untuk trip Dieng.

1.   Backpack/Ransel/Carrier /Tas yang cukup untuk membawa perlengkapan pribadi.
2.   Pakaian secukupnya
3.   Peralatan mandi
4.   Jaket tebal, sarung tangan, kaos kaki dan kupluk/kerpus
5.   Obat-obatan pribadi (antangin, antimo, minyak kayu putih, dll)
6.   Sunblock
7.   Payung /Jas Hujan
8.   Kacamata hitam/sunglasses
9.   Senter atau head lamp (wajib bawa)
10. Makanan ringan yang banyak (hihi)
11. Camera DSLR/ Pocket/ Hp juga gapapa deh
12. Sandal / sepatu trekking
13. Sarung / selimut
 
Mau liat itinerary-nya? Ini dia...
 
Day 1 - 2 April 2015
17.30 = Meeting Point di Plaza Semanggi
19.00 = Go to Wonosobo
 
Day 2 - 3 April 2015
08.00 = Kuliner Mie Ongklok Longkrang di Wonisobo
09.00 = Go to Dieng
10.00 = Check in Homestay & Ishoma (istirahat, sholat, makan)
12.30 = Explore Telaga Warna, Kawah Sikidang, Dieng Theater, Telaga Pangilon, Puncak Sidengkan dan Perkomplekan Candi Arjuna
17.00 = Back to Homestay, bersih2 + makan malam
19.00 = Silaturahmi ala Kili Kili Adventure (Modus Time)
21.30 = Tidur, begadang pun silahkan 
 
Day 3 - 4 April 2015
03.00 = wake up, prepare trekking sikunir
04.00 = trekking and hunting sunrise at sikunir
07.30 = kembali menuju penginapan (mampir & selfie di telaga cebong&persawahan)
10.30 = mandi, sarapan, packing and check out
12.00 = Go to Wonsobo, Mampir oleh-oleh
16.00 = Go to Jakarta 
 
Monggo kalau mau nyontek :)
 
Yuk, kita lanjutin ceritanya.
Meeting point di Plaza Semanggi jam 5.30 PM. Elf yang dicarter belum nongol juga dan anggota trip yang dari Bekasi juga belum nyampe. Jam 7, jadwal keberangkatan yang dijanjikanpun lewat.

Akhirnya... Kita berangkat jam 9 malam. Dan yang bikin kesel lagi, sopirnya gak tau jalan. Kita nyasar, nanya-nanya, dan jadwal jadi berantakan.

Okeh. Itinerary Day 2 batal semua, kecuali makan mie ongklok.

Sampai di alun-alun Wonosobo udah jam 6 sore tanggal 3 April 2015, yang seharusnya kita sampainya pagi. Demi mengisi perut yang sudah kritis, kami mampir di warung mie ongklok, yang memang ada dalam itinerary.

Mie Ongklok Pak Yadi

Mie ini adalah salah satu makanan khas kota Wonosobo dan sekitarnya.
Mie, kol, tahu, dan potongan daun kucai yang diracik dengan kuah kental berkanji yang disebut loh. Ada yang disajikan dengan pendamping sate, ayam goreng, bakso, dll. Kebetulan yang dijual Pak Yadi ini Mie Ongklok dan Sate.

Kenapa namanya ongklok?
Ternyata ongklok adalah alat dari anyaman bambu yang dipake buat ngerebus mie-nya.

Hohoo…

Mie Ongklok

Perjalanan dilanjutkan menuju Dieng. Gerimis kecil menyertai perjalanan sore ini. Berliku dan dingin. Jalanan menuju dieng tidak bisa dilewati bus besar, karena jalannya kecil, mendaki, dan berkelok-kelok. Kami sampai di penginapan sekitar jam 8 malam. Dan, tentu saja langsung rebutan kamar mandi, karena udah sehari gak mandi. Untung aja saya duluan. Brrrrr.... Cuaca yang dingin, hujan, bikin menggigil. Tapi tetap harus mandi, demi kelangsungan hidup orang banyak.
 
Oiya, karena di homestay jualan oleh-oleh, kita langsung ngumpulin oleh-oleh dulu, takut besoknya gak sempat mampir.
 
Oleh-oleh Dieng
 
Waktunya molor dan bangun di jam 2 dinihari. Jam 3 mulai jalan menuju sikunir. Trekking sikunir ini lumayan sulit buat yang gak pernah olahraga. Medannya sih sebenarnya gak susah, kayak naik tangga aja. Tapi justru itu yang bikin ngos-ngosan. Sempet berhenti di tengah, jantung berdebar kenceng dan mata mulai berkunang-kunang kayak mau pingsan. Akhirnya minta dipegangin sama Bena yang dari Kili Kili Adventure. Udah agak tenang, baru lanjutin lagi. Dan alhamdulillah sampai juga di atas. Banyak yang nungguin sunrise disini. Banyak banget. Puas liat sunrise, akhirnya kita turun. Kembali ke homestay, mandi dan sarapan.
 
Sunrise di Sikunir

Keindahan sunrise dari Sikunir

Perjalanan dilanjutkan menuju Telaga Warna. Masih cukup waktu. Atau dipaksa cukup. Mendatangi semuanya walaupun cuma sebentar.

Telaga Warna
Telaga Warna, sebuah danau vulknanik dengan daya tarik dari air danau yang memantulkan gradasi warna. Konon kabarnya menurut penduduk setempat, sekitar sepuluh tahun yang lalu pancaran warna di telaga ini berwarna-warni  indah seperti pelangi. Namun sayang kini hanya pancaran warna tersebut sudah tak sebanyak seperti dahulu akibat dari aktivitas manusia yang merusak alam sekitar, sehingga berpengaruh terhadap kondisi Telaga Warna. Lihat saja banyak bukit-bukit yang dibuka untuk lahan perkebunan. Kini hanya pantulan warna kehijauan saja yang terlihat di danau ini yang berasal dari aktivitas vulkanik. Ya, danau ini mengandung sulfur atau belerang sehingga terkadang mengeluarkan bau tidak sedap yang cukup menyengat di indera penciuman.

 
Telaga Warna
Rakit di Telaga Warna

 
Lanjut Kawah Sikidang
Kawah eksotik yang terletak di Kecamatan Batur, Jawa Tengah.
 
Bebatuan di sekitar Kawah Sikidang

 
Dieng Theater
Dieng Plateau Theater, sebuah bioskop mini berkonsep edukasi yang menyajikan film mengenai sejarah keberadaan Dieng.
Dieng Plateau Theater berlokasi tidak jauh dari Telaga Warna. Ada dua pilihan jalan menuju ke tempat ini. Anda dapat menggunakan kendaraan maupun tracking dari arah Telaga Warna, tinggal ikuti saja jalan setapak yang ada papan petunjuk arah menuju DPT (Dieng Plateau Theater) di dekat pintu masuk telaga. Dibutuhkan sedikit perjuangan dan stamina yang prima karena walau jaraknya cukup pendek (sekitar 200 meter), namun jalan setapak relatif menanjak. Pemandangan yang disajikan cukup sebanding kok dengan perjuangan. View Telaga Warna yang tertutup rimbun pepohonan siap menemani perjalanan.
 
Film di Dieng Theatre

Telaga Pangilon
Telaga Pengilon, sebuah telaga dengan airnya yang jernih dan airnya bisa digunakan untuk bercermin. Entah benar atau tidak mitos yang beredar mengenai telaga tersebut, tetapi pemandangan di Telaga Pengilon memang cukup cantik. Di kelilingi oleh deretan perbukitan dan pohon-pohon rindang di sekelilingnya. Kaki seolah tidak mau beranjak meninggalkan Telaga Pengilon ini. Keberadaan sebuah pohon yang tumbuh condong ke arah telaga seolah menjadi pembatas area jelajah telaga ini. Ya di dekat pohon inilah biasanya banyak wisatawan yang berhenti sambil menikmati pesona keindahan Telaga Pengilon ini.

Perkomplekan Candi Arjuna

Candi Arjuna adalah sebuah bangunan candi Hindu yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia.
Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi di Kompleks Percandian Arjuna, Dieng. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan.

Pose di depan salah satu candi
 
Seperti umumnya candi-candi di Dieng, masyarakat memberikan nama tokoh pewayangan Mahabarata sebagai nama candi.
 
Di perkomplekan Candi Arjuna ini ada badut-badut yang lagi trend sekarang.
 

Teletubbies di sekitar Perkomplekan Candi Arjuna
 
 
 
Sepertinya cukup segini dulu. Yang mau ke Dieng nanti sekitar bulan Agustus kalau gak salah ada Dieng Culture Festival. Tapi pasti rame banget yah...

Salam traveler 😀

See u on my next post
 

 
 

 
 

 

 
 

2 comments:

Ron said...

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Baru tau ada mie pakai kol dan kucai disana. Waktu kesana nggak ada lihat soalnya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

listentorica said...

@Ron namanya mie ongklok, dan ini salah satu makanan khas Wonosobo.