Wednesday, 28 January 2015

Jelajah Malaysia

Jelajah Malaysia sepertinya terlalu lebay untuk catatan perjalanan yang sedikit ini. Tapi gak pa-pa lah untuk menggambarkan lima hari di Malaysia.

Rabu malam yang hectic banget. Keluar kantor jam 8.30 malam, naik angkot ke Mall Ambassador dan akhirnya nyampe juga di kamar kecil kost wanita baik-baik a.k.a KWB. Packing yang ribet. Dibantu sama Mba Ira, tetangga depan kamar, akhirnya kelar jam 22.30 WIB. Dan... go ke kosan Rika, travelmate kali ini. Sampe kosan Rika udah jam 23.30 WIB. Luar biasa. Harus tidur walaupun cuma dua jam. Jam 02.00 taxi udah nunggu di depan. 02.30 cuss ke bandara.

03.25 check in. Take off nya baru jam 5.25 WIB. Melelahkan. Bandara Soekarno Hatta - Changi Airport - LCCT. Dari LCCT harus naik bus lagi ke KL Sentral. Tiket bus LCCT - KL Sentral ini berkisar 8 RM - 10 RM. Perjalanan LCCT - KL Sentral memakan waktu sekitar 1,5 jam. Dari KL Sentral ke Vista Komanwel, apartemen temen tempat kami bakal menginap, kami naik budget taxi. Alasannya sih simple, takut dikenakan argo kuda kalo naik taxi sembarangan. Tarif taxi dari KL Sentral ke Vista Komanwel Bukit Jalil ini 23 RM, sekitar Rp 85.000. Lumayan, karena ternyata cukup jauh juga. Sampai di Vista Komanwel ternyata jam 15.30 WIB.

Start from here...

1st Day
Perjalanan pertama dimulai. KLCC di sore yang berkabut karena kebakaran hutan. So, foto-foto dengan background Twin Tower tidak terlalu jelas. Hujan juga gak mau kalah. Akhirnya orang-orang berlarian ke mall. Menunggu hujan reda, saya dan travelmate makan dulu. Go to foodcourt. Makanan yang sama seperti foodcourt di Jakarta. Setelah hujan reda, photo session dilanjutin lagi. Lumayan walaupun cuaca gak jelas. Perjalanan hari pertama dicukupkan dengan belanja sepatu di Vincci Suria KLCC.

Feel free to pose

2nd Day


Tiket dari Berjaya Hotel ke Colmar Tropicale
Random banget. Tujuan utama adalah Colmar Tropicale. Dari Vista Komanwel, naik RapidKL dari Stasiun Sri Petaling ke  Stasiun Hang Tuah, lanjut dengan monorel ke Stasiun Imbi. Harga tiket Sri Petaling - Imbi yaitu 3.1 RM/org. Dari Stasiun Imbi, jalan menuju Berjaya Times Square, beli tiket untuk Berjaya Hotel - Colmar Tropicale. Tiket ini dijual di The Chateau, Berjaya Times Square lantai 8. Harga tiket ini 55 RM/org, termasuk tiket masuk Colmar Tropicale, bus dari French Village ke Japanese Tea House dan Botanical Garden. Lama perjalanan sekitar 1,5 jam.
 
11.30 Colmar Tropicale - French Village
Di sini terdapat bangunan seperti bangunan di Eropa. Dengan gaya khas bangunannya yang tinggi, bener-bener keren. Perkampungan Eropa yang memang menarik untuk didatangi. Setelah ngobrol dengan receptionist hotel disini, ternyata bagian atas semua bangunan disini adalah kamar - kamar hotel. Di bawah digunakan untuk restoran dan toko souvenir.

French Village - Colmar Tropicale
12.15 Naik bus menuju Japanese Tea House. Suasana rumah Jepang yang sederhana. Disini disewakan kimono dan yukata seharga 20 RM untuk 10 menit. Gak banyak yang bisa dilihat disini. Tapi suasananya cukup nyaman, sejuk karena berada di dataran tinggi. Disini juga terdapat toko yang menjual souvenir.

Japanese Village
13.15 Kembali ke Colmar.
Keliling lagi, foto - foto sebentar, dan jam 15.00 siap untuk kembali ke Berjaya Times Square.

Tujuan berikutnya yaitu Dataran Merdeka. Harga tiket monorel dari Imbi ke Masjid Jamek yaitu 2.4 RM. Stasiun Imbi - transit Stasiun Hang Tuah - Stasiun Masjid Jamek. Dari stasiun masih jalan sedikit ke Dataran Merdeka. Disini terdapat taman dan pajangan foto Perdana Menteri Malaysia dari yang pertama sampai dengan saat ini. Disini juga terdapat Galeri Kuala Lumpur yang isinya tentang sejarah kemerdekaan dan kehidupan lingkungan Kuala Lumpur. Cukup menarik.

Salas satu sisi dalam Galeri Kuala Lumpur


Di depan Kuala Lumpur City Gallery
Masih belum berhenti sampai di sini. Lanjut menuju Bukit Bintang. Yang pasti cari makan dulu. Laper sodara-sodara. Akhirnya foodcourt lagi. Makan Nasi Lemak khas Malaysia. Udah cukup malam untuk jalan-jalan. Dari Bukit Bintang kami berjalan ke Berjaya Times Square. And then kembali pulang ke Vista Komonwel
3rd Day
Sabtu, hari ke-tiga. Ready to Malacca. Malacca sekitar 3 jam perjalanan dari Petaling Jaya, tepatnya tempat kami berada, Vista Komonwel. Perjalanan kali ini tidak menggunakan angkutan umum alias dianter Anita. Tiga jam di mobil sambil ngeliatin jalanan. Jauh beda dengan negara kita. Tata kota dan jalan raya Malaysia sudah sangat rapi. Jalanan ngga macet, sistem autopay untuk bayar parkir, ngga ada yang jualan gorengan gerobak di pinggir jalan, bener-bener rapi.
Di Melaka (bahasa Malaysia untuk Malacca/Malaka) terdapat museum sejarah. Museum Samudera yang menyimpan berbagai benda sejarah Malaka ini adalah sebuah kapal dagang yang dulu digunakan untuk berlayar. Malaka dulunya adalah kota perdagangan. Tempat berkumpulnya orang dari berbagai negara untuk melakukan transaksi. Barang-barang yang diperjualbelikan yaitu bahan pokok atau hasil bumi seperti rempah-rempah, beras, dan lain-lain. Museum ini cukup menarik untuk dikunjungi.
Malacca/Malaka/Melaka
Selain museum, Malaka punya menara yang tinggi, yaitu Menara Taming Sari. Dari ketinggian menara ini kita bisa melihat keseluruhan Malaka. Fantastis. Melihat lampu-lampu Malaka dari ketinggian 80 meter.

Malaka dari ketinggian Menara Taming Sari

Di Malaka banyak dijumpai bangunan tua bersejarah. Tak jauh dari situ juga ada Taman Bunga Merdeka Bandaraya Melaka. Cukup ramai, rata-rata wisatawan dari Asia.
Satu lagi yang recommended di Malaka,  bukan tempat wisata, melainkan restoran. Namanya Asam Pedas Claypot. Lokasinya di Jl. Laksamana 5 No. 86 Taman Kota Laksamana Melaka. Asam Pedas Claypot ini cukup terkenal di Melaka. Ada bermacam-macam ikan yang jadi menu asam pedas disini. rasanya juga hmmm... pedesss. Bikin nafsu makan meningkat. Tapi hati-hati, bisa bikin perut mules.

Asam Pedas Claypot

4th Day
Tujuan hari ini adalah Batu Caves. Batu Caves ini adalah bukit batu kapur yang mempunyai gua dan kuil gua, berada di daerah Gombak, 13 KM utara Kuala Lumpur. Akses ke Batu Caves ini cukup gampang. Dari station Titiwangsa tinggal jalan sampe ke jalan utama, lalu naik bus yang ke Batu Caves. Kalau ragu bias Tanya warga sekitar. Tiket kesana cuma 2RM dengan lama perjalanan sekitar 30 menit, nggak jauh dari KL (hasil browsing sebelum berangkat). Karena saya dan travelmate diantar tuan rumah, jadi kami nggak naik bus dan nggak terlalu merhatiin jalan. Hehhee...
Batu Caves ramai dipadati pengunjung. Mungkin juga karena itu hari Minggu, jadi banyak yang berlibur kesana. Burung-burung merpati beterbangan di area depan patung besar Sri Subramaniar Swamy Devasthanam.
Naik tangga sekitar 270 anak tangga smenuju goa diatasnya sungguh bikin ngos-ngosan. Harti-hati, disini banyak monyet yang bisa dibilang iseng. Kreatif banget ngambilin makanan pengunjung, sampe-sampe minuman di tanganpun direbut dan diminum. Di bagian atas ini terdapat Goa yang di dalamnya ada patung-patung, dupa, dan tempat kuil. Kuil ini merupakan kuil Hindu terpopuler di luar India.

Pose di Batu Caves
Perjalanan berlanjut ke Menara Kuala Lumpur (KL Tower) yang merupakan landmark Ibukota Malaysia. KL Tower menjadi ikon terkenal Bandaraya Malaysia dengan tinggi 421 meter dan merupakan menara telekomunikasi dengan antenna di atasnya. Menara ini digunakan untuk memancarkan gelombang beberapa stasiun televisi dan radio juga digunakan untuk mengamati jatuhnya hari- hari penting dalam Agama Islam.Menara Kuala Lumpur terlihat lebih tinggi daripada Menara Kembar Petronas karena letaknya yang diatas Bukit Nanas. Pada bagian atas menara terdapat restoran berputar yang menyajikan pemandangan kota Kuala Lumpur. Menara Kuala Lumpur terbuka bagi umum, pengunjung bisa menikmati pemandangan di observation deck dengan teropong yang tersedia. Selain restoran berputar, di sekeliling Menara Kuala Lumpur merupakan hutan yang sejuk dan asri untuk dinikmati pengunjung.Pengunjung bisa berjalan kaki ataupun melakukan kegiatan bertualang di sekitar Bukit Nanas ini.
The Last Day
Hari terakhir di Malaysia. Take off sore dan masih sempet-sempetnya mampir dulu ke Putrajaya. Mumpung masih ada waktu. Lagi-lagi dianter Anita. Sungguh merepotkan. Hehhe...
Putrajaya menjadi Pusat Administrasi Pemerintahan Malaysia menggantikan lokasi yang lama di Kuala Lumpur. Bangunan kantor perdana menteri berada di tengah kompleks memiliki 3 kubah berwarna hijau, sekilas orang mengira seperti bangunan masjid, tapi ternyata bukan. Bangunan masjid justru berdiri kokoh di sebelah kiri kantor perdana menteri, yakni Masjid Putra.
Putrajaya - Malaysia
Jika di Indonesia, kemegahan masjid putra ini hampir menyerupai Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat atau Masjid At-Tien Taman Mini atau Istiqlal. Bedanya, Akses jalan menuju Masjid Putra benar-benar luas dan tertata rapi, berbeda jika kita memasuki kawasan Masjid Kubah Emas yang sempit jalannya.
Masjid putra bernuansa warna merah bata perpaduan merah jambu atau pink. Letaknya berada di pinggir danau, sehingga terlihat seperti mengapung jika dari kejauhan. Masjid ini cukup elok dan cantik, dipadu menara yang tingginya 116 meter.
Saat masuk ke dalam masjid, pengunjung wanita diminta memakai jilbab atau mukena. Bagi wanita warga asing, pengelola masjid menyediakan pakaian khusus berkerudung. Pengunjung wisatawan juga tak bisa leluasa berada di dalam masjid hingga sampai ke mimbar khotib, tetapi ada tempat khusus yang dibatasi pita di pintu masuk masjid. Di sini pengunjung boleh mengambil gambar.


Di Putrajaya kami menyempatkan makan siang yang menurut saya lumayan mahal. Nasi biryani yang saya makan ini kalau dirupiahkan lebih dari seratus ribu.


Nasi Briyani
Akhirnya.... menuju bandara. Dan kembali ke Jakarta.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.



2 comments:

Anonymous said...

Mau nnaya, kalau pulang hari dari French Village itu bisa gak ya?

listentorica said...

Bisa noni. Itu aku brgkt pagi dari berjaya, sore udh sampe berjaya lagi. Dan tiketnya itu udh PP.