Sunday, 25 December 2016

Taman Mataram - Taman Literasi Keuangan Pertama di Indonesia

Mau mengajak anak jalan-jalan di taman yang edukatif di Jakarta? Gak usah bingung. Sekarang ada Taman Literasi Keuangan PERTAMA di Indonesia. Taman Mataram yang berlokasi di Kelurahan Selong, Kebayoran Baru, sudah disulap menjadi Taman Literasi Keuangan, yang memberikan info dan tips mengelola keuangan sejak dini pada kita, terutama pada anak. PT Prudential Life Assurance bekerjasama dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Pemda DKI telah menghadiahkan Jakarta dengan sebuah taman edukatif, ruang terbuka hijau yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), taman ini telah diresmikan pada tanggal 17 Desember 2016. 

Taman Literasi Keuangan ini dilengkapi dengan permainan edukatif tentang keuangan, diantaranya permainan Game Board Cha Ching, permainan mencocokkan kartu mengenai Asuransi, Signage Tips Pengelolaan Uang, dan Area Diskusi Terbuka.

Permainan game board cha-ching bertujuan untuk melatih individu mengelola transaksi keuangannya dengan bijak. Setiap individu akan dihadapkan pada transaksi keuangan yang harus mereka lakukan dan mencatatnya di papan catatan transaksi yang tersedia di tepi game board.

Permainan Game Board Cha Ching

Sementara permainan mencocokkan kartu mengenai asuransi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat umum mengenai asuransi sebagai salah satu bentuk proteksi dan jenis-jenis asuransi secara umum. 

Siswa SMK sedang mencoba permainan di Taman Literasi Keuangan

Selain itu, ada 8 signage mengenai tips pengelolaan uang yang terpasang di taman agar masyarakat dapat meningkatkan pemahamannya mengenai manajemen keuangan yang bijaksana dan pentingnya mengelola uang sembari menikmati taman. 

Area Diskusi Terbuka

Siswa SD 04 Selong, belajar sambil bermain
  

Hadirnya Taman Literasi Keuangan di Jakarta tak luput dari bantuan teman-teman Chairman's Challenge Volunteer dari Prudential Indonesia dan teman-teman relawan PJI yang selama 4 minggu ikut turun ke lokasi untuk membantu terealisasinya rencana pembuatan taman ini. Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi dari Universitas Trisakti pun ikut andil dalam project penyulapan Taman Mataram menjadi sebuah ruang terbuka hijau yang edukatif.

Chairman's Challenge Volunteer sedang mengecat trotoar di sekitar Taman Mataram

Salah satu perubahan di Taman Mataram

Chairman's Challenge Volunteer dari Prudential Indonesia

Mau cari ruang terbuka hijau untuk bermain anak, ruang diskusi, atau hanya untuk bersantai di sore hari? Datang aja ke Taman Mataram. Semoga hadirnya Taman Literasi Keuangan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

See you on my next post.



Saturday, 25 June 2016

Together for a Better Place with Annette Horschmann

23 Februari 2016, difasilitasi oleh perusahaan tempat saya bekerja, saya bertemu dengan Annete Horschmann dalam sebuah seminar bertema "Tohether For A Better Place".
Siapakah Annete Horschmann??
Annete Horschmann seorang gadis berkebangsaan Jerman. Selesai kuliah hukum di Koln, Jerman pada tahun 1992, Anne, begitu panggilannya pergi traveling keliling dunia. Dia berencana melancong ke India, Thailand, Malaysia, Indonesia, Selandia Baru, dan Amerika. Saat berada di Bali, dia seperti mendapat "panggilan" ke Danau Toba. Dia akhirnya mengumpulkan informasi tentang danau toba. Setelah mendapatkan banyak info dan merasa cukup tertarik, iapun memulai perjalanan.
Melalui perjalanan darat dia berangkat dari Bali menuju Danau Toba, Sumatera Utara. Sempat singgah di Yogyakarta, kemudian di Jakarta dan Bukit Tinggi.
Di Bukit Tinggi, seorang pemandu wisata mengatakan bahwa Anne akan menemukan jodoh di Indonesia. Anne tidak percaya dan merasa tidak mungkin. Dari sisi tinggi badan, Anne mencapai 170 cm, tidak akan cocok dengan pemuda Indonesia yang umumnya jauh lebih pendek dari dirinya.
Perjalanan Anne dilanjutkan hingga ke Danau Toba. Perasaannya tidak perlu ditanyakan lagi. Alam Danau Toba begitu indah, danau biru yang luas sangat mempesona. Anne merasakan ketenangan jiwa saat memandangi danau dan menghirup udara segar pantai. Itulah kesan pertama seorang Annete Horschmann pada Danau Toba.
Setelah beberapa minggu tinggal di Tuktuk, visa kunjungan wisata habis, maka Annette keluar dari Indonesia, dan terbang ke Penang, Malaysia. Seminggu di Penang membuatnya rindu akan Danau Toba. Dan iapun kembali setelah selesai mengurus visa.
Sebelumnya Anne sudah berkenalan dengan seorang pemuda asli Tuktuk, Danau Toba yang akhirnya menjadi pertner bisnisnya. Mereka membangun bisnis pariwisata, yaitu restoran vegetarian, mengingat banyaknya wisatawan luar yang berkunjung ke Danau Toba. Sejak dibuka, restoran itu banyak pelanggan, terutama dari kalangan tua, karena pada saat itu sedang "tren" dan banyak wisatawan kakek dan nenek dari Eropa memilih berlibur ke Asia untuk melewati musim dingin.
Usaha restoran berkembang pesat, lalu mereka kemudian memperluas usaha dengan menyediakan roti. Mereka menjalankan bisnis ini secara profesional, walaupun di antara keduanya juga telah terjalin hubungan cinta.
Bagi orang Batak, hubungan cinta tidak bisa dilakukan secara terselubung, maka mereka mengesahkan hubungan mereka dengan pernikahan menurut adat Batak pada pertengahan tahun 1994.
Untuk memenuhi adat, sebelumnya Annette diangkat menjadi orang Batak dan diberi marga Siallagan, dan namanya menjadi Annette boru Siallagan.
Walaupun kurang setuju, pihak kerabat dan kedua orang tua Annette bisa menerima keputusan putrinya, dan mereka datang dari Jerman menghadiri pesta pernikahan Annette dan Antonius Silalahi.
Sementara itu dari pihak pengantin pria, keluarga Silalahi, sangat bangga karena memiliki menantu orang asing.
Setelah beberapa bulan menikah, Anne baru teringat dengan pemandu wisata di Bukit Tinggi itu. Dan apa yang ia katakan menjadi kenyataan, Anne mendapat jodoh orang batak.
Itu sedikit profil Annete Horchmann. Lalu apa hubungannya dengan seminar bertemakan "Together For A Better Place"?
Danau Toba telah menjadi kampung halaman bagi Anne. Ada cerita mengesankan ketika ia baru saja menjadi bagian dari keluarga Silalahi. Anne yang sangat peduli terhadap kebersihan, melihat sampah yang berserakan di kali sekitar rumahnya. Dia dengan sendirinya memungut sampah itu dan membuangnya ke tempat yang benar. Lalu mertuanya menegur, "kenapa kau pungut itu sampah? Kau pungut sekarang, besok akan ada lagi". Dengan tawanya Anne menceritakan jawabannya. "Sama seperti kita mandi, hari ini mandi, besok kotor lagi, dan kita mandi lagi, jawabku pada inang itu", ujar Anne dengan logat bataknya. Benar juga sih. Kalau dibersihkan sekarang, nanti kotor lagi, ya dibersihkan lagi. Pada prinsipnya Anne ingin menerapkan pada dirinya dulu, agar orang lain melihat dan berharap mengikutinya.
Anne bilang, untuk tempat yang lebih baik, kita harus care, understand, baru bisa menjadikan lingkungan kita jadi lebih baik. Care dalam hal ini, Anne sangat peduli akan kebersihan sekitar Danau Toba. Understanding, dia merasa harus bisa mengerti kebiasaan masyarakat Indonesia. Sehingga untuk mengajak orang menjaga lingkungan, Anne harus memberikan contoh. Seperti apa yang dilakukannya dengan sampah di sekitar Danau Toba. Anne memungutnya, yang secara tidak langsung mengajak orang melakukan yang sama. Karena dia mengerti orang tidak akan mau mengikutinya hanya dengan dia bicara soal kebersihan.
"Budayakan LISA,” ujar Anne. LISA is Lihat Sampah Ambil.
Jadi, bagi Anne, untuk menjadikan tempat lebih baik, kita harus CARE. Harus mengerti dengan lingkungan kita. Lalu memberikan contoh dari diri sendiri, seperti halnya dia membersihkan sampah di lingkungannya. Karena perasaan cinta akan lingkungan Danau Toba, Anne menjadi care, dan memberikan contoh untuk menjadikan lingkungan lebih baik.
Hubungannya sama urusan kerjaan apa? Sesuai dengan tema, together for a better place. Dalam seminar ini Anne hanya bercerita tentang dirinya dan apa yang dilakukannya. Tidak menyinggung hubungannya dengan pekerjaan, padahal audiensnya adalah karyawan. Dan perusahaan mengundang Anne pasti juga karena tema "Together For A Better Place" ini tidak hanya untuk masalah kebersihan lingkungan saja. Tapi bersifat global.
Selain masalah kerbersihan (yang sudah pasti harus kita jaga), secara tidak langsung tema ini berkaitan dengan misi perusahaan. Untuk menjadikan perusahaan menjadi lebih baik, harus kita lakukan bersama. Karyawan harus care, mengerti lingkungan kerjanya, mengerti visi dan misi perusahaan, sehingga perusahaan ini bisa menjadi tempat yang lebih baik, dan menjadi tujuan para lulusan sarjana dalam mencari tempat bekerja (ini salah satu misi perusahaan). Itu hal yang tersirat dalam seminar Annete Horschmann ini.




Intinya, kalau ingin tempat yang lebih baik, kita harus care. 

Oke, sekian dulu yaa.. Semoga bermanfaat. And, see u on my next post.

Sunday, 21 February 2016

Mandalawangi Camp Ground - Dekat dan Ramah di Kantong

Hai..
Buat traveler di luar sana, yang ingin cari suasana yang berbeda, bisa jalan kesini nih. Ini sih bukan catatan perjalanan baru. Sekitar 6 bulan yang lalu. Tapi setidaknya gak jauh berbedalah dari suasana saat ini.

Start.
Kisah ini membawa segerombolan karyawan haus refreshing, yang pulang kerja selalu malam, paginya udah di kantor lagi. Jadi mungkin berkemping ini suatu pengalaman penuh syukur buat mereka. Cailaahh... Lama-lama makin lebay ini ngomongnya. Yuklaah langsung ke tekape.
Berangkat dari kota kasablanka hari Jumat jam 8.30 PM. Menuju cibodas, Mandalawangi Camping Ground. Situasi jalanan lumayan macet. Maklum, Jumat malam waktunya warga Jakarta membebaskan diri dari keseharian yang bikin otak mumet. Acara ini dikelola oleh teman-teman kantor terpilih, yang kami sebut Fun Team, yang tiap tahun membernya berganti. Fun Team yang survey dan mengurus semua perlengkapan. Lebih kurang seperti EO. Two thumbs buat Fun Team 2015. Sekitar jam 12.00 kami disambut oleh Fun Team dengan makanan yang WOW banget. Bakso dan teh anget. Asli racikan teman-teman Fun Team dibantu Mommy kita (red: manager). Cocoklah dengan kondisi malam yang super duper dingin pake banget. Oiya, kalau kesini jangan lupa bawa jaket yang tebel. Karena benar-benar dingin, nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Haha..

Salah satu hal yang menjadi pertimbangkan untuk camping disini adalah keamanan. Lokasi dekat dari parkiran, dekat dengan kantor pengelola, penyewaan tenda dan konsumsi bisa disediakan oleh pihak Mandalawangi.
Selesai menghangatkan perut, yang masih mau menikmati malam di camping ground bisa nongkrong di depan tenda. Saya lebih baik cuci muka, bersih-bersih, dan tidur. Karena besok masih ada kegiatan yang butuh energi. Dalam tenda sudah tersedia kasur dan sleeping bag. Walaupun udah pakai jaket tebel plus sleeping bag, dinginnya masih terasa. Gigi sampe nggak bisa diem.

Tenda Sewaan di Mandalawangi


Sabtu pagi yang cerah. Bangun, mandi (rata-rata mandi kucing alias basah-basah muka, rambut, ketek, kaki) dan sarapan. Perlu dicatet, saya mandi loh. Bermodalkan air panas yang dibeli Mommy dari ibu-ibu warung deket kamar mandi. Beneran mandi loh ini. Kalau nggak pakai air panas mah ogah mandi dingin-dingin begitu. Bukannya sombong, tapi itu dinginnya kelewatan. Bisa-bisa badan saya kaku kalau mandi pakai air yang dinginnya luar biasa itu.
Oiya, di camping ground ini disediakan kamar mandi umum. Jadi nggak mandi di kali kayak dulu Kemah Bakti Mahasiswa ya. Ini bisa dibilang agak eksklusif walaupun kamar mandi biasa. Tapi dibanding sama kemah beneran mah enakan inilah. Hehe..
Oke, lanjut yah. Setelah sarapan, perjalanan dimulai. Hiking. Tujuannya ke air terjun Cibodas. Track-nya lumayan juga. Sebelumnya saya udah pernah juga lewatin track ini. Tapi dulu nggak camping. Dulu touring, nginep di puncak, trus ke Cibodas.  Kalau sekarang nginep di Camping Ground deket sini. Lumayan ngos-ngosan juga berjalan di bebatuan yang mendaki. Gempor. Bukan karena faktor U loh (gak mau mengakui), tapi karena kurang olahraga aja. 


 
Perjalanan dari camping area ke TN Gunung Gede Pangrango


Photo Session
 
Sesampainya di atas, terbayar sudah lelahnya kaki mendaki. Air terjun yang segar sudah menanti di depan mata. Lumayan banyak pengunjung yang kesini, karena hari libur. Tapi pasukan merah-merah ini cukup menarik perhatian, karena jumlahnya cukup banyak. Mulailah sesi pemotretan. Halah... Sesi foto-foto narsis tepatnya. Ada yang bawa tongsis juga. Jadi moment ini memang diperuntukkan bagi yang narsis dan gila foto, tak terkecuali saya. Tapi sekarang saya lebih kalem, ngga kayak dulu waktu masih abege. Haha...

 
Pulang dengan track yang sama, tapi lebih enteng karena jalannya menurun. Jadi ngga terlalu berat. Bisa lebih cepat dibanding waktu naik. Sampai di Camping Ground, makan siang sudah tersedia. Kali ini makanan disediakan pengelola Camp Ground Mandalawangi, masuk dalam paket yang kami ambil. Fun Team hanya menyediakan minuman dingin buat teman-teman yang abis panas-panasan. Makan siang yang disediakan luar biasa banget menunya. Ikan goreng, ayam goreng, sayur asem, ikan asin, lalap, dan banyak lagi yang saya lupa pastinya. Hahaha.. Setelah ishoma, acara bebas. Yang mau jalan-jalan, ngobrol, tidur, dipersilahkan. Cuma sampai jam 3.00 PM. Setelahnya akan ada games per team. Biasa, team building. Panitia sudah menyiapkan beberapa games yang harus dimainkan oleh teman-teman. Games ini tidak hanya menguras energi tapi juga pikiran. Yang penting sih dibawa enjoy aja, wong tujuannya untuk have fun kok. Sebelum games dimulai, foto team dulu. Wajib buat dokumentasi dan menyalurkan bakat model teman-teman. Hehhe...
Games yang dimainkan sebagai berikut:
1. Semangka Koin
Semangka yang udah ditancepin koin, dilumurin kecap. Udah kayak mau masak yah. Hahaha.. Nah peserta dari 2 team ini harus mengambil koin menggunakan mulut secara bergantian. Inget yah, mulut. Dan pastinya pake gigi . Waktunya 3 menit. Team yang bisa mengumpulkan banyak koin, dialah yang menang.
2. Lempar Tangkap Bola
Game ini menggunakan keranjang dan bola plastik. Team member berbaris ke belakang dengan jarak sedang, sesuai strategi team. Masing-masing memegang satu keranjang kecil. Member yang paling depan akan melempar bola ke belakang. Yang di belakangnya harus menangkap dengan menggunakan keranjang. Begitu seterusnya sampai member terakhir. Kalau bola sampai dengan selamat ke keranjang terakhir, berarti mendapatkan satu poin. Game ini juga menggunakan waktu. Jadi yang bisa mengumpulkan lebih banyak bola selama waktu yang ditentukan, dialah pemenangnya. Sama seperti game semangka koin.

Games lempar tangkap bola

3. Genggam Tepung
Panitia memberikan tepung di piring plastik masing-masing dengan berat yang sama. Team member berbaris dan secara bergantian mengambil tepung dengan tangan dan memindahkan ke piring ke dua yang disediakan. Tepung digenggam pastinya ada yang tumpah. Setelah waktunya habis, tepung di piring ke dua ditimbang lagi. Yang bisa mengumpulkan tepung lebih banyak, itulah pemenangnya.
4. Mari menggambar
Panitia membagikan satu kertas dan pulpen. Team member berbaris dan secara bergantian akan menuliskan satu garis di kertas sehingga membentuk gambar yang diinginkan panitia. Contoh, kata kuncinya rumah. Member pertama membuat satu garis. Begitu seterusnya secara berurutan. Hanya boleh satu garis.   Setelah waktu habis, panitia akan cek gambar dari dua team ini. Gambar yang bentuknya mendekati kata kunci, yaitu yang paling mirip dengan rumah, itulah yang menang.
5. Si Buta Bawa Bola
Salah satu team member berdiri dengan jarak sekitar 6 meter dari member yang lain. Tugasnya adalah mengarahkan temannya yang akan berjalan dengan mata ditutup dan membawa bola. Di depannya disediakan keranjang untuk mengumpulkan bola yang dibawa. Games ini masih sama, menggunakan waktu dan perhitungan jumlah terbanyak. Lucunya, yang matanya tertutup kadang bingung harus jalan ke arah mana. Karena yang membawa bola akan diputar dulu arahnya. Jadi waktu games mulai, mukanya belum tentu ke arah titik tujuan. Jadi harus mencari sumber suara yang mengarahkan.
Pembahasan games kita stop dulu sampai disini. Kita lanjutin ke acara berikutnya. Mandi sore. Yang ini nggak perlu dijelaskanlah yaa.. Lanjuuut... Istirahat sebelum acara malam. Biar fresh. Cuaca masih bagus, tapi dingin mulai terasa. Siapin jaket tebel dan selimut kalau perlu. Malam ini ceritanya kita bakalan lepas lampion. Tapi sebelumnya kita mau lomba lipsync dulu dengan lagu yang udah ditentuin panitia.



Menikmati malam di alam bebas


Lepas lampion

Kalau mau tau gimana keseruan camping disini, sesekali bisa ajak teman-teman atau keluarga. Ada kok beberapa keluarga kecil yang camping disini. Mereka menyewa satu tenda kecil. Sepertinya mengajarkan anak-anaknya mengenal alam. Lokasinya kids friendly banget.
Oiya, yang penting lagi, harga sewa dan lain-lain. Disini biasanya disediakan paket.
Ini harga paketannya. Kalau mau nanya-nanya dan mau disesuaikan dwngan budget bisa langsung hubungi contact person aja.
1. Paket Camp Mandalawangi IDR 200.000/pax (minimal 20 pax)
2. Paket Camp Mandalawangi IDR 220.000/pax (minimal 15 pax)
3. Paket Camp Mandalawangi IDR 240.000/pax (minimal 12 pax)
4. Paket Camp Mandalawangi IDR 270.000/pax (minimal 7 pax)
5. Paket Camp Mandalawangi IDR 300.000/pax (minimal 4 pax)
Fasilitas :
Tiket masuk Camp Mandalawangi Cibodas
Tiket retribusi PEMDA
Tiket Air Terjun
Tenda dome
Booking Lokasi
Matras/alas spon
Sleeping bag
Makan 4 kali
Penerangan/listrik
Toilet/MCK
Api unggun
Jurit malam
Parkir
Pemandu


So, tunggu apa lagi? Buruan jalan.. Refreshing.
Semoga informasinya bermanfaat.


See u on my next post